Apa yang Dimaksud dengan Dekarbonisasi? Ini Pengertian dan Tujuannya
Perubahan iklim merupakan masalah lingkungan yang harus segera diatas saat ini. Kondisi di mana suhu bumi meningkat secara global.
Perubahan iklim disebabkan oleh adanya gas rumah kaca di atmosfer yang menyerap panas dari matahari. Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan manusia.
Tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi, perubahan iklim juga mempengaruhi berbagai aspek alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, hingga ekosistem wilayah pesisir. Salah satu cara upaya penting untuk mengatasi perubahan iklim adalah dengan dekarbonasi.
Apa yang Dimaksud dengan Dekarbonisasi?
Mengutip laman colombia.edu, dekarbonisasi adalah proses pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2), dari berbagai sektor yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Emisi gas rumah kaca ini berasal dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, pertanian, dan industri.
Emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim. Oleh karena itu, dekarbonisasi menjadi penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah perubahan iklim yang semakin parah.
Pada prakteknya, dekarbonisasi membutuhkan transisi energi. Artinya harus ada perubahan struktural yang menghilangkan karbon dari produksi energi.
Hal ini yang kemudian menjadi elektrifikasi ekonomi berdasarkan energi alternatif bersih yang hanya memancarkan energi yang dapat diserap bumi.
Tujuan Dekarbonisasi
Tujuan dekarbonisasi adalah untuk mencapai ekonomi global rendah emisi dan mencapai netralitas iklim. Netralitas iklim adalah kondisi di mana emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia sama dengan penyerapan gas rumah kaca oleh atmosfer.
Cara Dekarbonisasi
Ada berbagai cara untuk melakukan dekarbonisasi. Beberapa cara yang umum dilakukan adalah:
1. Meningkatkan Penggunaan Energi Terbarukan
Energi terbarukan adalah energi yang tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Energi terbarukan, seperti solar, angin, dan air, dapat digunakan untuk menggantikan penggunaan bahan bakar fosil.
2. Meningkatkan Efisiensi Energi
Efisiensi energi adalah penggunaan energi secara lebih hemat. Meningkatkan efisiensi energi dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan, pada akhirnya, mengurangi emisi gas rumah kaca.
3. Mengubah Perilaku
Perilaku manusia juga dapat berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Misalnya, penggunaan kendaraan pribadi yang berlebihan dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Oleh karena itu, mengubah perilaku manusia juga penting untuk dekarbonisasi.
Peran Indonesia dalam Dekarbonisasi
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Dikutip dari laman Kementrian Perindustrian, guna mencapai komitmen ini, Indonesia telah melakukan berbagai upaya, seperti:
1. Meningkatkan Penggunaan Energi Terbarukan
Indonesia menargetkan bauran energi terbarukan mencapai 23% pada tahun 2025. Untuk mencapai target ini, Indonesia telah mengembangkan berbagai proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga air.
2. Meningkatkan Efisiensi Energi
Indonesia menargetkan penghematan energi sebesar 20% pada tahun 2025. Untuk mencapai target ini, Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan program untuk meningkatkan efisiensi energi, seperti standar efisiensi energi untuk peralatan listrik dan insentif untuk penggunaan energi terbarukan.
3. Melakukan Reboisasi
Reboisasi dapat membantu menyerap emisi gas rumah kaca. Indonesia menargetkan menanam 100 juta pohon setiap tahun.
Selain itu, Indonesia juga telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor lain, seperti industri, transportasi, dan pertanian.
Demikian ulasan mengenai apa yang dimaksud dengan dekarbonisasi. Dekarbonisasi adalah upaya penting untuk mengatasi perubahan iklim. Dengan melakukan dekarbonisasi, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.