Dampak Industri Fast Fashion Terhadap Berbagai Aspek Kehidupan
Fast fashion menjadi istilah yang kerap disebut dalam industri mode. Istilah ini berkaitan erat dengan proses produksi pakaian cepat dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan.
Pemahaman terkait fast fashion perlu disebarkan agar masyarakat memahami konsep tersebut. Sebab, dampak yang diciptakan oleh konsep ini berlangsung lama dan meluas.
Berkenaan dengan itu, menarik mengetahui dampak industri tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Simak dampak-dampaknya sebagai berikut.
Dampak Industri Fast Fashion dalam Berbagai Aspek Kehidupan
Industri fast fashion berdampak mulai dari terhadap gaya hidup hingga hak asasi manusia. Hak asasi tersebut yakni lingkungan dan pekerjaan. Berikut ini penjelasan detail terkait dampak industri fast fashion.
1. Pewarna Tekstil yang Berbahaya untuk Lingkungan
Penggunaan pewarna tekstil murah dan berbahaya dapat menyebabkan pencemaran air. Pencemaran air ini berpotensi membahayakan kesehatan manusia karena zat-zat beracun yang terkandung.
Air yang tercemar dan meluas akan menyebabkan sulitnya masyarakat memperoleh air bersih. Akibatnya, masyarakat pun dekat dan rentan terpapar polutan tersebut.
2. Penggunaan Polyester yang Mencemari Air dan Tanah
Polyester, bahan baku utama dalam industri fast fashion, berasal dari fosil dan menyebabkan pelepasan serat mikro saat dicuci. Polyester meningkatkan jumlah sampah plastik.
Sampah plastik yang tersebar di tanah, menyebabkan pencemaran tanah. Sampah plastik yang tersebar di air dapat menyebabkan pencemaran air. Artinya, manusia akan semakin mudah terpapar dengan sampah plastik jika konsep fast fashion berlangsung terus menerus.
3. Gaya Hidup Konsumtif Masyarakat yang Sulit Diatasi
Dampak industri fast fashion juga terlihat pada konsumennya sendiri. Sebab, konsumen cenderung mendorong budaya "membuang" produk yang telah dimilikinya.
Pembuangan tersebut disebabkan oleh beragam faktor. Contohnya seperti tren yang sudah berubah, pakaian sudah rusak karena bahan bakunya poliester, dan selera secara umum.
Fast fashion membuat masyarakat meyakini bahwa kita harus terus-menerus berbelanja lebih banyak agar tetap up-to-date dengan tren terkini. Selain itu, fast fashion juga menciptakan persepsi kebutuhan yang tak pernah berakhir dan ketidakpuasan yang terus-menerus.