Profil Sarah Gilbert, Sosok Penting Peneliti Vaksin AstraZeneca
Setelah itu, Gilbert memutuskan kembali ke dunia akademis dan mempelajari tentang kesehatan. Dia memfokuskan diri dalam pembuatan vaksin.
Pada pertengahan 1990-an, dia menjadi peneliti di Universitas Oxford. Penelitiannya tentang genetika penyakit malaria. Dari sini, ia menemukan vaksin untuk malaria.
Keberhasilan itu lalu mengantarkannya meraih gelar profesor. Gilbert lalu memutuskan mendirikan sendiri kelompok risetnya. Ia mulai dari penelitian vaksin yang dapat menangkal berbagai jenis flu.
Pada tahun 2014, Gilbert melanjutkan dengan meneliti vaksin Ebola dan juga vaksin infeksi saluran pernapasan Timur Tengah (MERS). Yang terbaru adalah keberhasilannya menemukan vaksin Covid-19.
Penelitian Vaksin AstraZeneca
Gilbert memulai pembuatan vaksin Covid-19 usai membaca laporan tentang pasien dengan penyakit pneumonia yang aneh di Tiongkok pada 2019. Sejak itu, ia memulai penelitiannya.
Ia merasa perlu mempercepat penelitianya seiring angka kematian virus corona yang semakin tinggi tiap harinya. Dalam pengembangan ini ia bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Oxford lainnya.
Uji coba vaksin Covid-19 pada hewan ia mulai pada Maret 2020 dan pada manusia sebulan kemudian. Pada bulan itu, Gilbert mengumumkan vaksinnya akan segera tersedia pada bulan September 2020.
Setelah melakukan berbagai uji coba, pada September tahun lalu, vaksin tersebut diproduksi oleh AstraZeneca. Pada 30 Desember 2020, vaksin ini disetujui dalam program vaksinasi pemerintah Inggris dan mulai diberikan ke warga di sana pada 4 Januari 2021.
Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan