Gajah Tunggal, Pemain Utama Ban Mulai Masuk Proses Digital

Intan Nirmala Sari
18 November 2021, 15:15
Gajah Tunggal, saham GJTL, profil perusahaan, Lo Kheng Hong, Sjamsul Nursalim
Gajah Tunggal (GJTL)

Bisnis Gajah Tunggal juga berhasil melewati krisis ekonomi Asia usai sempat mengalami kesulitan di 2002. Saat itu, GJTL melakukan restrukturisasi untuk menurunkan beban utangnya dan mengonversinya menjadi Surat Berharga Pasar Uang (Floating Rate Notes/FRN). Sukses melalui krisis ekonomi, pada 2010 Gajah Tunggal meluncurkan Champiro Eco, ban Indonesia pertama yang ramah lingkungan. 

Sjamsul Nursalim
Sjamsul Nursalim (TEMPO/ Bernard Chaniago)

Saham GJTL Koleksi Lo Kheng Hong

Setelah sukses dengan diversifikasi produk ban, Gajah Tunggal melantai di Bursa Efek Indonesia pada Mei 1990. Perusahaan tersebut melego 20 juta lembar saham dengan harga penawaran perdana Rp 5.500 per lembar saham. Alhasil, dari aksi korporasi tersebut, GJTL berhasil mengantongi dana segar Rp 110 miliar. 

Lebih dari tiga dasawarsa berada di bursa Tanah Air, per Rabu (17/11) saham GJTL bertengger di level Rp 705 per saham. Melansir RTI, dalam enam bulan terakhir saham produsen ban tersebut bergerak di zona merah alias sudah terkoreksi 22,1 %. Namun, jika merunut setahun terakhir harga saham GJTL masih tumbuh 54,6 %. 

Investor kawakan Lo Kheng Hong tercatat ikut mengoleksi saham GJTL sejak Januari 2021 hingga Oktober 2021, berdasarkan keterbukaan informasi BEI. Komposisi kepemilikannya meningkat, dari awal tahun sekitar 5,06 % atau sekitar 176,48 juta lembar saham, menjadi 5,1 % atau 178,01 juta lembar saham per Oktober 2021.

Adapun kepemilikan saham terbanyak dikuasai Denham PTE Ltd yakni 49,5% atau setara 1,72 miliar lembar saham. Perusahaan yang berdomisili di Singapura tersebut menjadi pemegang saham pengendali Gajah Tunggal per Oktober 2021. 

Hingga sekarang, GJTL sudah memiliki lima anak perusahaan dengan jenis usaha beraga. Pertama ada PT Polychem Indonesia yang berdiri sejak 1986 dan memproduksi Etilen Glikol untuk kemudian diolah menjadi polyester. Kedua, PT Filamendo Sakti yang berdiri sejak 1988 dan memproduksi benang kain ban nilon (nylon filament).

Anak usaha Gajah Tunggal ketiga, yakni PT Prima Sentra Megah yang merupakan distributor kain ban dan karet sintetis (SBR) dan sudah berdiri sejak tahun 2000. Keempat, PT IRC Gajah Tunggal Manufacturing Indonesia yang berfokus pada produksi berbagai ban motor sejak 2018. Kelima, PT Speedwork Solusi Utama yang paling baru, berdiri tahun 2019 dan berfokus pada distribusi melalui e-commerce. 

Sejarah Gajah Tunggal tak lepas dari sentuhan taipan Sjamsul Nursalim, yang sedang tersangkut kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Pria dengan nama asli  Liem Tjoen Ho/Lim Tek Siong itu lahir di Lampung pada 1942, dan menjabat sebagai Direktur Utama Gajah Tunggal pada 1951. 

Selain itu, Sjamsul juga sempat menjabat sebagai anggota direksi cat Kansai pada 1980-an. Dia juga menjadi pemegang saham pengendali Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI) di Medan. Saat menjabat posisi tersebut, dia dituduh menggunakan uang negara Rp 4,58 triliun melalui fasilitas BLBI. Kini Sjamsul bermukim di Singapura bersama istrinya. Dia juga beberapa kali dipanggil KPK, namun belum pernah memenuhi panggilan.

Sebelumnya, Sjamsul dikenal sebagai taipan yang sempat masuk daftar orang terkaya ke- 36 di Indonesia menurut majalah Forbes 2018. Kekayaan totalnya sebesar US$ 810 juta. Kemudian, pada 2020, Forbes mencatatkan kekayaan Sjamsul sebesar US$ 755 juta atau setara Rp 11,25 triliun.

Saat ini, Sjamsul juga mengantongi 51 % kepemilikan saham di perusahaan ritel di Indonesia, PT Mitra Adiperkasa Tbk alias MAP. Perusahaan tersebut merupakan pemegang hak penjualan beberapa merek terkenal seperti Zara, Starbucks, Sogo, dan Reebok. Bahkan, perusahaan ini memiliki lebih dari 2.000 ritel yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan lebih dari 150 merek terkenal.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...