Profil PSI, Partai Anak Muda Kena Sindir Megawati
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta maaf kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Hal ini terkait dengan langkah PSI mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden untuk Pilpres 2024.
Ganjar merupakan kader PDIP. Sedangkan partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut belum menentukan kandidat capresnya.
Megawati menyindir partai politik yang mendompleng kader dari partai lain. Dalam pernyataannya saat ulang tahun PDIP ke-50, Selasa (10/1), ia menyebut langkah tersebut menimbulkan kesan parpol tidak memiliki kader sendiri.
Sehari kemudian, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengakui pidato itu merujuk ke partainya. “Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati PSI minta maaf kepada ibu Mega,” katanya dalam video yang diunggah di kanal media sosial YouTube PSI.
Grace bahkan menyebut PSI sebagai adik PDIP karena keduanya partai nasionalis. "Kami akan selalu berjuang untuk kemajuan dan keutuhan NKRI," ucapnya.
Sejarah PSI
Berdiri pada November 2014, PSI muncul dengan misi menghadirkan pembaruan dalam politik Indonesia. Hal ini tercermin dari para pendirinya yang sebagian merupakan pendatang baru di politik, seperti Grace dan Isyana Bagoes Oka.
Keduanya lebih dulu dikenal sebagai presenter acara berita di televisi nasional. Ketika mendirikan PSI, mereka berumur 30an tahun.
Pada situs resminya PSI menulis, partainya layak dipilih karena menghadirkan gagasan, cara, orang, dan mesin yang baru. "Hasil yang baru tidak mungkin dicapai melalui cara lama,” tulisnya.
Salah satu pembaruan yang PSI hadirkan terlihat dalam proses pemilihan calon anggota legislatifnya. Untuk pemilihan umum (Pemilu) legislatif 2019, misalnya, PSI membuka proses seleksi kandidat ke publik dengan mengunggah video-videonya ke kanal YouTube partai itu.
Fokus PSI
PSI menyatakan fokusnya ke anak-anak muda dan perempuan. Pada Pemilu 2019, sekitar 45% dari calon yang diusung oleh PSI adalah perempuan. Ini melampaui ambang batas minimum di 30%.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat, tingkat keterwakilan perempuan dalam tubuh pengurus pusat PSI mencapai 62,5% per 6 Januari 2023. Ini lebih tinggi dari partai lama, seperti PDIP yang hanya 40.63%.
"PSI memberikan porsi yang besar pada perempuan," tulis partai ini dalam situsnya. "Sehingga gerakan politik PSI tidak hanya sekadar memenuhi syarat 30% perempuan, tapi juga seluruh keputusan politiknya diambil melalui keterlibatan aktif perempuan di dalamnya.”
Keterlibatan PSI dalam jabatan publik masih terbatas. Anggotanya belum ada yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pada pemilu legislatif 2019, partai bunga mawar ini baru mampu memenangkan 13 kursi di DPR Daerah (DPRD) di enam provinsi, termasuk DKI Jakarta.
