Profil Sandiaga Uno, Lama di Gerindra Akan Pindah ke PPP?
Kabar pindahnya Sandiaga Uno dari Partai Gerindra ke Partai Persatuan Pembangunan alias PPP masih menimbulkan tanda tanya. Belum ada kepastian kapan Menteri Pariwisata tersebut akan ganti partai.
Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Sandiaga sudah pamit dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. “Pak Prabowo menyampaikan untuk kebaikan Sandi, ‘Apakah itu sudah dipertimbangkan matang-matang, sudah dipikirkan masak-masak? Sebaiknya Pak Sandi memikirkan ulang untuk kebaikan dia ke depan,'” ujar Dasco dilansir dari Antara, Senin (10/4).
Di pihak lain, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani tidak menampik kabar tersebut. “Insya Allah, serius (Sandiaga gabung PPP),” kata Arsul di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, pada Rabu pekan lalu.
Bagaimana latar belakang pengusaha Sandiaga Uno hingga berkarier di politik?
Profil Sandiaga, Keturunan Raja Gorontalo
Garis hidup Sandiaga dapat ditelusuri dari kunjungannya ke Gorontalo pada November 2019. Kala itu, ia berziarah ke makam kakek dan neneknya, Abdul Uno dan Intan Ruaida Uno Monoarfa.
Nenek Sandiaga yang bernama Ruaida adalah anak Rais Monoarfa, Kepala Distrik Gorontalo pada masa kolonial Hindia Belanda. Garis keluarga Monoarfa pun bisa ditelusuri hingga ke raja yang pernah memerintah Kerajaan Gorontalo.
Kakek Sandiaga, Abdul Uno, pernah menerbitkan jurnal Ponoewa saat pendudukan kolonial Belanda. Leluhurnya sendiri adalah marsaoleh alias pemimpin onderdistrik Kwandang bernama Alexander “Sander” Uno.
Kompas mencatat Sander bersama dengan pemimpin Limboto, Gorontalo, dan Suwawa, membangun jalan puluhan kilometer yang menghubungkan Kwandang hingga Limboto pada awal abad XX. “Salah satu leluhur keluarga Uno berjuluk Ta lo Kabulu, artinya orang yang doanya selalu dikabulkan. Bahkan ada syair tentang orang ini,” kata AW Lihu selaku Baate lo Limutu lo Lo’opo alias pembangku adat Limboto sekaligus juga Maestro Sastra Lisan Indonesia.
Kembali ke Sandiaga, ia anak bungsu Razif Halik Uno dan Rachmini Rahman yang dikenal dengan Mien Uno. Lahir di Pekanbaru, 28 Januari 1969, ayahnya adalah putra Gorontalo yang bekerja di perusahaan minyak Caltex di Riau. Sedangkan ibunya adalah pelopor sekolah kepribadian John Robert Power Indonesia.
Setelah ayahnya tidak lagi bekerja di Caltex, keluarga ini pindah ke Jakarta pada 1970. Sandi pun mengenyam bangku Sekolah Menengah Atas di Pangudi Luhur dan lulus pada 1987.
Pendidikan tinggi ia tempuh di Wichita State University, Amerika Serikat. Gelar Bachelor of Business Administration ia peroleh pada 1990 dan kemudian bekerja di Bank Summa milik Willliam Soeryadjaya. Konglomerat ini adalah ayah Edwin Soeryadjaya yang kemudian menjadi rekan bisnisnya di Saratoga.
Sandiaga tidak banyak menghabiskan waktu di Bank Summa lantaran memperoleh beassiwa di George Washington University, Amerika Serikat pada 1991. Dua tahun kemudian dia mendapat gelar Master of Business Adminsitration dengan status cum laude, IPK 4.0.
Kariernya pun berlanjut di berbagai negara. Mulai dari Seapower Asia Investment Limited pada 1993 kemudian MP Holding Limited Group Singapura pada 1994. Setahun berselang, ia hijrah ke Kanada untuk bekerja di NTI Resources Limited. Di sana, ia berhasil menjadi Executive Vice President di usia 26 tahun.
Bangun Perusahaan Setelah Kena PHK
Sayangnya, perusahaan asal Kanada itu kolaps saat krisis moneter pada 1998 sehingga Sandi terkena pemutusan hubungan kerja alias PHK. Ia mencoba membangun perusahaan investasi PT Recapital bersama sahabatnya, Rosan Roeslani.
Setelah itu, ia membangun perusahaan konsultan Saratoga Investment bersama Edwin Soeryadjaya pada 1998. Dari data yang dihimpun RTI per 10 April, Sandiaga memiilki 21,5% saham SRTG atau setara 2,9 miliar lembar saham. Perusahaan ini berkembang besar hingga sekarang memiliki kapitalisasi pasar Rp 26 triliun.
Lama berkiprah di bidang bisnis, Sandiaga juga dikenal aktif dalam organisasi pengusaha. Pada 2004, ia menjadi Ketua Komite Tetap Bidang UMKM Kadin. Kemudian, dari 2005 hingga 2008, ia menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia alias HIPMI.
Karier Politik Sandiaga
Sandiaga memulai kariernya di bidang politik Tanah Air dengan masuk ke Partai Gerindra pada 2015. Dalam laman Jakarta Maju Bersama, Sandiaga terpaksa melepas jabatannya di 25 perusahaan demi masuk ke parpol.
Bersama dengan kader PKS Anies Baswedan, keduanya maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada September 2016. Pasangan tersebut memenangkan pemilihan tersebut.
Belum selesai periode kepemimpinannya sebagai DKI 2, Sandiaga mundur dari jabatannya untuk berlaga di pemilu lainnya. Ia maju sebagai wakil presiden di Pemilu 2019 berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Prabowo baru menunjuk Sandiaga sebagai pasangannya pada malam terakhir jelang pendaftaran capres. Namun, pasangan ini tidak berhasil keluar sebagai pemenang Pemiluu 2019 karena kalah dari Jokowi-Ma'ruf Amin.
Presiden Joko Widodo kemudian melantik Sandiaga sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 23 Desember 2020, menggantikan Wishnutama. Pada tahun yang sama, Sandiaga masuk dalam kepengurusan Partai Gerindra sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra periode 2020-2025.
Sandiaga juga adalah menteri terkaya di kabinet Joko Widodo. Berdasar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara alias LHKPN, hartanya mencaia Rp 10,62 triliun pada 2021.
Angka itu melesat lebih dua kali lipat, tepatnya 178,24% dibanding tahun sebelumnya senilai Rp 3,8 triliun. Kenaikan nilainya dipicu oleh nilai surat berharga yang naik 214,1% dari Rp 3,11 triliun menjadi Rp 9,78 triliun.