Profil Tjandra Gunawan, Dirut Bank Neo Commerce yang Mengundurkan Diri

Image title
5 Mei 2023, 07:30
Bank Neo Commerce, Bank Neo, Tjandra Gunawan
Dok. Bank Neo Commerce
Ilustrasi, Tjandra Gunawan.

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk Tjandra Gunawan mengundurkan diri dari jabatannya. Perseroan telah menerima permohonan pengunduran diri Tjandra pada 28 April 2023.

Bank Neo Commerce akan meminta persetujuan dari pemegang saham atas pengunduran diri direktur utamanya pada Juni 2023. Hal ini berdasarkan pada ketentuan yang diatur dalam POJK 33/2014 dan anggaran dasar perseroan.

"Kejadian ini tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan usaha dan keuangan perseroan," kata Direktur Kepatuhan Ricko Irwanto, dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (5/3).

Siapa sebenarnya Tjandra Gunawan? Simak ulasan singkat mengenai profilnya berikut ini.

Tjandra Gunawan
Tjandra Gunawan (Dok Bank Neo)

Sekilas tentang Pendidikan dan Karir Tjandra Gunawan

Melansir LinkedIn, Tjandra mengemban tugas sebagai direktur utama Bank Neo selama tiga tahun. Sebelum bergabung dengan Bank Neo, ia menjadi komisioner di PT eDaun Inspirasi Dijital (Hemat.id) selama hampir enam tahun.

Mengutip informasi dalam situs perseroan, Tjandra meraih gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Tarumanagara pada 1997. Ia mengawali karir profesional sebagai Auditor di KPMG Siddharta Siddharta & Harsono pada 1994, dan memulai karir di dunia keuangan dan perbankkan pada 2000 sebagai Manager, Head Office Reporting & Analyst di Citibank NA.

Selama perjalanan kariernya, Tjandra menduduki beberapa posisi penting di beberapa perusahaan keuangan, seperti GM Finance & Treasury di PT Asuransi Allianz Life Indonesia, dan Head of Corporate Planning & Budgeting di PT Bank Commonwealth.

Kemudian, VP Head of Business Finance & Support di Royal of Scotland NV, SVP Head of Budgeting & Planning di PT Bank QNB Indonesia Tbk, dan sebagai CFO PT Bank BNP Paribas Indonesia.

Karir Tjandra Gunawan di Bank Neo Commerce

Tjandra menerima pinangan William Li, CEO dan Co-Founder Akulaku, selaku pemegang saham PT Bank Yudha Bakti Tbk, untuk bergabung sebagai direktur keuangan pada Maret 2020.

Saat itu, ia mendapat tantangan untuk mentransformasi Bank Neo Commerce menjadi "Three biggest digital banks in Asia" dalam kurun waktu tiga tahun.

Untuk mencapainya, Tjandra menghadapi beberapa kendala, yakni pandemi Covid-19. Kemudian, memenuhi modal inti bank umum minimal Rp 1 triliun pada 2020, lalu naik Rp 2 triliun di 2021 dan Rp 3 triliun pada 2022 berdasarkan regulasi OJK.

Pada April 2020, ia diberi kepercayaan oleh pemegang saham menjadi Direktur Utama Bank Yudha Bakti, yang kemudian bertransformasi menjadi Bank Neo Commerce di periode yang sama. Di bawah kepemimpinan Tjandra, Bank Neo Commerce melakukan sejumlah langkah transformasi, salah satunya meluncurkan aplikasi bank digital bernama Neobank.

Ia juga berhasil mengawal aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) VI atau rights issue perseroan. Aksi korporasi tersebut, mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 15 kali dari sisa saham yang belum dilaksanakan.

Rights issue Bank Neo Commerce tercatat oversubscribed ketiga kalinya berturut-turut setelah pelaksanaan PMHMETD IV pada Juni 2021 dan PMHMETD V Desember 2021.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...