AS Alami Krisis, Ini Negara dengan Rasio Utang Terbesar Dunia

Dzulfiqar Fathur Rahman
28 April 2023, 17:40
Ilustrasi. Amerika Serikat sedang menghadapi krisis utang.
ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott/HP/dj
Ilustrasi. Amerika Serikat sedang menghadapi krisis utang.

Amerika Serikat tengah terancam wanprestasi di tengah krisis utang yang terjadi sejak Januari 2023. Utang negara pusat ekonomi dunia tersebut telah menyentuh batas atas.

Pada 19 Januari 2023, utang AS telah menyentuh plafon utangnya di US$ 31,4 triliun. Plafon ini merupakan batas maksimum utang yang dapat ditanggung oleh Kementerian Keuangan AS (Treasury Department). Dewan Perwakilan Rakyat setempat yang menetapkan batas atas tersebut.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah mengatakan, DPR harus menaikkan plafon utang atau menangguhkannya tanpa syarat. Pemerintah hanya dapat membayar semua tagihannya hingga awal Juni jika majelis rendah yang saat ini dikendalikan Partai Republik tidak melakukan keduanya.

“Kegagalan membayar utang kami akan bermuara ke bencana ekonomi dan keuangan,” kata Yellen di Washington, AS, pada Rabu (26/4) seperti dikutip oleh Reuters.

AS cenderung menanggung utang hingga ke level yang mendekati plafonnya. Setidaknya telah terjadi tiga krisis plafon utang dalam tiga pemerintahan terakhir. Sejak 1960, DPR telah menaikkan plafon utang 78 kali. Sebagian besar dari peningkatan ini terjadi ketika presiden AS berasal dari Partai Republik.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen
Menteri Keuangan AS Janet Yellen (Antara)

Negara dengan Rasio Utang Tertinggi

Data Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan, utang AS telah mencapai 115,2% dari produk domestik brutonya (PDB). Meskipun termasuk tinggi, rasio utang vs PDB inibukan yang tertinggi di dunia ataupun di antara negara maju.

Berdasarkan data IMF, Jepang membukukan rasio tertinggi di 221,3% pada 2021. Kemudian disusul oleh Yunani dengan rasio 212,4%, Sudan 181,9%, Eritrea 176,2%, dan Singapura 163,8%.

Rasio utang-PDB Jepang juga merupakan yang tertinggi di antara negara-negara maju. Utang Jepang mulai melampaui 100% dari PDB sejak 2001. Lonjakan ini bertepatan dengan pelonggaran kuantitatif pada awal 2000-an. Bank Jepang membeli obligasi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi setelah PDB-nya tumbuh melambat dan terkontraksi pada 1990-an.

Untuk Indonesia, utangnya terjaga di 39,1% dari PDB hingga 28 Februari 2023. Utang tersebut setara dengan kira-kira Rp 7,8 kuadriliun. Ini masih jauh di bawah plafon rasio utang di 60% yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Infografik_Gelembung utang negara G20
Infografik_Gelembung utang negara G20 (Katadata/ Pretty Juliasari)

Covid-19 Picu Utang Melonjak 

Sejak pandemi Covid-19, utang berbagai negara di dunia cenderung melonjak. Negara-negara menanggung lebih banyak utang untuk membiayai belanja luar biasa, terutama stimulus ekonomi untuk membantu perusahaan dan masyarakat bertahan di tengah resesi.

“Utang publik sebagai rasio PDB melonjak di seluruh dunia selama Covid-19 dan diperkirakan akan tetap tinggi, sehingga menimbulkan tantangan yang berkembang bagi pembuat kebijakan, khususnya karena suku bunga sedang naik di seluruh dunia,” tulis IMF dalam World Economic Outlook edisi April 2023.

Di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir utang luar negeri mencapai level tertinggi pada 2020. Kenaikannya dipicu tingginya dana penanganan pandemi virus corona, terutama untuk membeli obat-obatan, vaksin, dan alat kesehatan dari luar negeri. 

Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...