Saham Wall Street berakhir melemah tajam pada akhir perdagangan Selasa (23/5). Sedangkan imbal hasil treasury jangka pendek melonjak karena kegelisahan investor.
Negosiasi plafon utang AS antara Presiden Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy kembali buntu pada Senin sore waktu setempat (22/5) atau Selasa pagi WIB (23/5).
Negosiasi kenaikan plafon utang pemerintah AS menemui jalan buntu dan ditunda sementara. Hal ini meningkatkan risiko gagal bayar sehingga menekan Wall Street dan nilai tukar dolar.
Pembahasan kenaikan plafon utang AS menghadapi kebuntuan yang meningkatkan risiko gagal bayar utang pemerintah AS pada awal Juni 2023 dan menyeret harga minyak turun.
Harga emas kembali merosot di akhir perdagangan Rabu (17/5) di level US$2.000 dan kembali mencetak kerugian untuk sesi kedua berturut-turut imbas utang AS.
Pemerintah memantau perkembangan risiko gagal bayar utang atau default Amerika Serikat di tengah drama soal plafon utang yang tak kunjung mencapai kesepakatan.
Presiden Joe Biden memanggil empat pimpinan kongres AS untuk bertemu pada Selasa 9 Mei 2023 untuk membahas anggaran dan belanja pemerintah, tidak untuk bernegosiasi mengenai plafon utang.
Harga minyak anjlok lebih 5% dengan Brent menyentuh level US$ 75 per barel dan WTI mendekati US$ 70 per barel di tengah kekhawatiran gagal bayar utang AS dan kenaikan suku bunga Fed.
Gagal bayar atau default tak hanya dialami di tingkat individual dan korporasi saja, melainkan juga di tingkat negara. Berikut ini ulasan mengenai gagal bayar di tingkat negara atau sovereign default.
Pemerintah AS disebut akan kehabisan uang tunai untuk membayar semua tagihan-tagihannya paling cepat pada 1 Juni 2023. Presiden Joe Biden menggelar rapat darurat membahas kenaikan batas utang.
Risiko gagal bayar utang Amerika Serikat membayangi para investor domestik yang mengenggam US Treasury. Total kepemilikannya mencapai US$ 12,36 miliar per Februari 2023.