Pasang Surut Lokananta, Tonggak Lorong Waktu Musik Indonesia

Amelia Yesidora
5 Juni 2023, 17:15
Pengunjung mengamati koleksi Museum Lokananta di Solo, Jawa Tengah, Senin (25/11/2019).
ANTARA FOTO/Maulana Surya
Pengunjung mengamati koleksi Museum Lokananta di Solo, Jawa Tengah, Senin (25/11/2019).

Banyak legenda musik Indonesia tercatat merekam lagunya di sini, seperti Gesang, Adi Bing Slamet, Waldjinah, dan TItiek Puspa. Lagu legenderasi Gesang seperti Bengawan Solo dan Jembatan Meraah pun diproduksi di sini. 

Dapur rekaman ini mengalami masa jaya-jayanya di era 1970 hingga 1980-an, hingga menjadi pusat rekaman audio kaset dan penggandaan film terbesar di Indonesia. Beralih dari piringan hitam, Lokananta mulai memproduksi kaset sejak 1972. Sepuluh tahun kemudian, terbentuklah unit penggandaan film dalam format pita magnetik Betamax dan VHS. 

Sayangnya pada 1990-an, produksi audio mulai dilakukan dengan format compact disc (CD), meninggalkan kaset yang biasa diproduksi Lokananta. Di sinilah nama Lokananta mulai redup, hingga pada 2004 perusahaan diambil alih oleh Perum Percetakan Negara RI. Kini namanya adalah PNRI Cabang Surakarta–Lokananta.

Tercatat sekitar 53 ribu keping piringan hitam dan 5.670 master rekaman bersejarah tersimpan di Lokananta. Termasuk di antaranya suara asli Soekarno saat membacakan teks Proklamasi. 

PRODUKSI KASET PITA LOKANANTA
Produksi kaset pita Lokananta. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.)

Enam Bulan Revitalisasi

Tonggak musik Indonesia tersebut mulai direvitalisasi sejak 2022 lalu, oleh Kementerian BUMN, melalui PT Danareksa dan PT Perusahaan Pengelola Aset alias PPA. Tahap awal revitalisasi ditandai dengan Lokananta Reload pada 27 November 2022 dan selesai dalam waktu enam bulan.

Kini, kawasan seluas 2,1 hektare ini memiliki tujuh arena, termasuk Galeri Lokananta, Studio Rekaman Lokananta, Lokananta Live Hoouse, dan Panggung Amphitheater Lokananta. Selain itu, ada area ritel makanan dan minuman, taman lingkar Lokananta, serta area ritel kreatif non-makanan dan minuman. 

Musisi Addie Muljadi Sumaatmadja alias Addie MS turut mengapresiasi upaya revitalisasi ini. Ia menyebut, ini adalah bukti nyata negara memperhatikan sejarah dan menyelamatkan harta karun musik Indonesia. 

Ia berharap revitalisasi ini bisa berlanjut hingga reproduksi musik Lokananta. Bahkan dokumen foto yang sudah kusam disimpan di sana, menurut Addie bisa direkonstruksi dengan teknologi artificial intelligence

“Indonesia saat ini tak akan bisa mempelajari dan menikmati musik apabila Lokananta tidak ada,” ujar Addie MS, dilansir dari Antara.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...