Sejarah Hubungan PDIP dan Partai Demokrat dalam 2 Dekade Pilpres

Dzulfiqar Fathur Rahman
13 Juni 2023, 14:14
Pilpres, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya
Antara
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya bertemu di Jakarta, Minggu (11/6). Foto: Antara.

Petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat berencana bertemu di tengah penentuan bakal calon wakil presiden untuk pemilihan presiden alias Pilpres 2024. Dalam sejarahnya, kedua partai ini cenderung mengambil posisi yang berbeda.

Kedua sekretaris jenderal partai telah membahas persiapan untuk pertemuan tersebut pada Minggu (11/6). Petinggi PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut akan hadir mewakili masing-masing partai

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Hasya mengatakan pertemuan keduanya tidak akan memengaruhi posisi masing-masing terkait koalisi partai politik. “Kami sangat antusias membicarakan rencana pertemuan Mbak Puan dan Mas AHY,” katanya dikutip dari Antara.

Rencana pertemuan petinggi kedua partai muncul setelah pada 5 Juni 2023 Puan mengatakan AHY merupakan salah satu kandidat bakal cawapres yang dipertimbangkan PDIP.

Sebagai informasi, kedua partai sudah memilih calon presiden masing-masing. PDIP mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sedangkan Partai Demokrat tergabung dalam koalisi yang mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Konsolidasi pemenangan bacapres PDIP
Konsolidasi pemenangan bacapres PDIP (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/nym.)

Riwayat Posisi yang Berseberangan

Dalam rentang pemilihan presiden dalam dua dekade terakhir, PDIP dan Partai Demokrat cenderung berselisih atau setidaknya tidak berada dalam satu kubu. Posisi yang berseberangan ini terlihat pertama kali saat Pilpres 2004.

Meskipun merupakan pendatang baru, Partai Demokrat mengusung pasangan calonnya sendiri, yaitu ketua umum dan pendirinya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Untuk cawapres, partai ini memlih Jusuf Kalla. Keduanya merupakan menteri yang menjabat di kabinet Megawati antara 2001 dan 2004.

Pada saat yang sama, PDIP mengusung Ketua Umum Megawati Soekarnoputir sebagai calon petahana. Putri Presiden ke-1 Soekarno ini berpasangan dengan petinggi Nahdlatul Ulama (NU) Hasyim Muzadi.

Setelah SBY dan Jusuf Kalla memenangkan Pilpres 2004, PDIP mengambil posisi sebagai oposisi terhadap pemerintah. Partai Banteng mempertahankan posisi ini dalam 10 tahun era pemerintahan SBY.

Peta politik dalam Pilpres 2009 masih terbelah ke dua kutub besar yang berpusat di Partai Demokrat dan PDIP. Dengan koalisi yang gemuk, Partai Demokrat mengusung SBY sebagai calon petahana dan berhasil mempertahankannya sebagai Presiden untuk dua periode.

Halaman:
Reporter: Dzulfiqar Fathur Rahman
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...