Kisah Pekan Raya Jakarta, Impian Ali Sadikin dan Perputaran Uangnya

Aditya Widya Putri
22 Juni 2023, 15:59
Pengunjung mengunjungi salah satu stan saat Jakarta Fair 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/6). Jakarta Fair 2023 atau Pekan Raya Jakarta yang bertemakan \'Bersatulah Indonesia Mendukung Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor ke Pasar Dunia\' te
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pengunjung mengunjungi salah satu stan saat Jakarta Fair 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (14/6). Jakarta Fair 2023 atau Pekan Raya Jakarta yang bertemakan \'Bersatulah Indonesia Mendukung Perdagangan Dalam Negeri dan Ekspor ke Pasar Dunia\' tersebut merupakan rangkaian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-496 DKI Jakarta yang menampilkan pameran multiproduk terbesar dan terlengkap berlangsung hingga 16 Juli 2023.

Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair Kemayoran 2023 tahun ini menginjak perayaan ke-54. Dahulu sebelum berganti nama, PRJ dikenal dengan sebutan Djakarta Fair (DF). Pada tahun 1968 di gelaran pertamanya, DF sukses mendatangkan 1,4 juta pengunjung.

PRJ resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Juni kemarin dan akan berlangsung hingga 16 Juli bulan depan.

“Jakarta Fair ini sebagai salah satu pameran terbesar, terlama dan terlengkap di kawasan Asia Tenggara," kata Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam acara pembukaan PRJ, Rabu (14/6/2023).

Gelaran PRJ mulanya terinspirasi dari kegiatan Pasar Malam Gambir yang dulu digelar di Kawasan Monas setiap tahun. Pada tahun 1968 Syamsudin Mangan alias Haji Mangan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengusulkan sebuah ajang pameran untuk meningkatkan pemasaran produksi dalam negeri.

Usulan tersebut mendapat dukungan dan disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, atau karib disapa Bang Ali. Laman resmi Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Utara menyebut DF, cikal bakal PRJ pertama kali digelar di Kawasan Monas.

Penyelenggaraan DF pertama kali dibuka oleh Presiden Soeharto dengan pelepasan burung merpati pos secara simbolis.

DF sekaligus wujud realisasi mimpi Bang Ali untuk pergi mengunjungi Pasar Gambir. Dahulu, terdapat pesta niaga dan hiburan yang tersebar pada sejumlah wilayah di Jakarta. Salah satunya Pasar Gambir yang terkenal meriah.

“Perang Dunia II terlanjut pecah hingga mengandaskan impian Ali Sadikin merasakan kemeriahan Pasar Gambir,” demikian tertulis dalam biografi “Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977”.

Walhasil Bang Ali setuju membuat gebrakan baru dengan menyatukan “pasar-pasar hiburan” di Jakarta melalui DF. Gelaran perdana ini dibuka di kawasan Monas mulai tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...