Profil PLTU Suralaya, Akan Diredupkan Untuk Kurangi Polusi Udara

Mela Syaharani
31 Agustus 2023, 18:16
Cerobong asap raksasa dari tujuh PLTU menjulang di atas desa Suralaya, Banten, Kamis (30/8).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Cerobong asap raksasa dari tujuh PLTU menjulang di atas desa Suralaya, Banten, Kamis (30/8).

PLN menurunkan kapasitas produksi listrik pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU Suralaya di Cilegon, Banten. Langkah tersebut dalam rangka memperbaiki tingkat polusi udara Jakarta jelang Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN pada 5 hingga 7 September 2023.

Sebagai gantinya, perusahaan setrum negara akan meningkatkan keandalan pembangkit listrik tenaga gas dan uap alias PLTGU Muara Tawar dan Muara Karang. "Ini demi menjaga tingkat polusi di Jakarta dapat segera membaik," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Kamis (31/8). 

Buruknya polusi udara Jakarta kini menjadi isu nasional. Beberapa indikator mencatat angkanya masuk ke level tidak sehat. Siang tadi, situs IQAir menempatkan Jakarta sebagai kota paling berpolusi di dunia. Di bawahnya adalah Kolkata, India.   

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan, sumber pencemaran udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang berasal dari emisi PLTU batu bara sebesar 34%. Sedangkan dari emisi kendaraan 44%.  

Riset Walhi dan Greenpeace menemukan ada 10 PLTU batu bara yang berjarak 100 kilometer dari Ibu Kota. Di antaranya PLTU Suralaya, PLTU Lontar hingga PLTU Pelabuhan Ratu yang ketiganya dimiliki oleh PLN.

PLTU Suralaya
PLTU Suralaya (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

PLTU Suralaya

Melansir laman resmi PLN, PLTU Suralaya dibangun pada 1984 dengan dua unit pembangkit. Total kapasitas PLTU ini mencapai 3.440 megawatt, menyumbang 17% dari kebutuhan energi listrik di Jawa-Bali-Madura. 

Pembangkit yang bertugas sebagai pemasok listrik Jakarta ini dioperasikan oleh PT Indonesia Power, anak usaha PLN. PLTU Suralaya tercatat beberapa kali membuat geger masyarakat akibat adanya pemadaman listrik. 

Pertama kali pada tahun 2002, adanya gangguan jalur listrik Saguling-Cibinong-Cilegon juga pernah membuat listrik Jawa-Bali mati selama dua hari. Peristiwa ini bahkan disebut sebagai kejadian blackout terparah dalam sejarah Indonesia. 

Tiga tahun berikutnya, PLTU ini membuat Pulau Jawa dan Bali mengalami pemadaman listrik secara serentak pada 18 Agustus 2005. Meski durasinya hanya tiga jam, namun memberikan dampak bagi 120 juta penduduk Indonesia.

Pada 2009, Suralaya kembali mengalami gangguan. Kondisi ini mengakibatkan area Jakarta, Banten, dan Jawa Barat alami mati listrik. 

Empat tahun bergulir, dilansir dari laporan Koran Tempo, pada 1 Desember 2013, trafo pembangkit itu pernah meledak yang mengakibatkan Jakarta mengalami pemadaman bergilir.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...