Sejarah Konferensi Asia Afrika yang Diperingati Setiap 18 April

Tifani
Oleh Tifani
16 April 2024, 13:18
Sejarah Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955
UNESCO
Ilustrasi Pelaksanaan KAA

Hal itu menimbulkan keprihatinan bagi semua pimpinan negara yang baru merdeka dan mendorong beberapa pemimpin negara-negara di kawasan Asia untuk mengadakan pertemuan bersama. Pertemuan informal pertama dilakukan pada 28 April sampai 5 Mei 1954 di Kolombo, Pakistan, oleh lima pimpinan negara yang kemudian disebut Konferensi Kolombo.

Kemudian dilakukan langkah persiapan berikutnya oleh lima perdana menteri tersebut di Bogor pada 28 dan 29 Desember 1954 yang dikenal dengan Konferensi Panca Negara. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan tentang agenda acara, tujuan, dan negara-negara yang akan diundang pada suatu konferensi mendatang.

Sejarah Konferensi Asia Afrika di Bandung 1955

Ilustrasi Pelaksanaan KAA
Ilustrasi Pelaksanaan KAA (UNESCO)


Konferensi Asia Afrika dilaksanakan di Bandung pada 18 April 1955 dan disambut meriah oleh rakyat. Mereka bertepuk tangan dan menyabut gembira tamu-tamu kenegaraan di sepanjang Jalan Asia Afrika.

Setelah mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Presiden Soekarno pidato dengan judul Let a New Asia And a New Africa be Born (Mari Kita Lahirkan Asia Baru dan Afrika Baru). Soekarno menyatakan para peserta konferensi dari berbagai bangsa dengan latar belakang identitas yang berbeda.

Namun, mereka dipersatukan oleh pengalaman pahit yang sama akibat kolonialisme. Mereka memiliki keinginan yang sama dalam usaha mempertahankan dan memperkokoh perdamaian dunia.

Meskipun ada kesulitan pada beberapa aspek seperti halnya perbedaan pandangan politik selama sidang tersebut, berkat sikap yang bijaksana dari pimpinan sidang serta tingginya rasa toleransi dan kekeluargaan di antara peserta konferensi. Makanya, sidang dapat terselesaikan dengan menghasilkan konsensus yang tertuang dalam komunike akhir.

Ilustrasi Pelaksanaan KAA
Ilustrasi Pelaksanaan KAA (UNESCO)

Berikut isi komunike akhir yang disusun saat KAA 1955:

  1. Kerja sama ekonomi
  2. Kerja sama kebudayaan
  3. Hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri
  4. Masalah rakyat jajahan
  5. Masalah-masalah lain
  6. Deklarasi tentang memajukan perdamaian dunia dan kerja sama internasional

Deklarasi pada komunike tersebut menghasilkan Dasasila Bandung, yang berisi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Dasasila Bandung:

  1. Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
  3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil.
  4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.
  6. Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
  7. Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
  8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, atau pun cara-cara damai lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.
  9. Meningkatkan kepentingan dan kerjasama bersama.
  10. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.

Demikian ulasan sejarah Konferensi Asian Afrika dan pelaksanaannya di Bandung pada 1955.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...