Tokopedia, Bukalapak & Pluang Sebut Transaksi Emas Naik Selama Pandemi

Cindy Mutia Annur
9 Juli 2020, 10:13
tokopedia, bukalapak, pluang, emas, pandemi corona, covid-19, virus corona
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Ilustrasi, emas Antam. Tokopedia, Bukalapak, Pluang mencatat peningkatan transaksi emas selama pandemi corona.

Tokopedia, Bukalapak, dan startup Pluang mencatat lonjakan transaksi emas selama pandemi corona. Ketiga perusahaan pun kompak menyebut potensi pasar emas ke depannya masih sangat besar.

Vice President of Fintech and Payment Tokopedia Vira Widiyasari mengatakan transaksi di fitur Tokopedia Emas terus meningkat dari waktu ke waktu sejak diluncurkan pada awal 2019. "Data internal Tokopedia mengungkapkan transaksi Tokopedia Emas melonjak menjadi lebih dari 3,5 kali lipat selama kuartal kedua 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," ujar Vira kepada Katadata.co.id, Rabu (8/7).

Menurut dia, hal itu terjadi karena Tokopedia Emas memiliki sejumlah nilai tambah, seperti keamanan transaksi yang terjamin karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), proses yang mudah karena bisa diakses melalui ponsel, sangat terjangkau dengn harga mulai Rp 5.000, dan telah memenuhi prinsip-prinsip syariah melalui kerja sama dengan Pegadaian.

Meski begitu, Vira menyebut ada sejumlah tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menggenjot transaksi emas. Salah satunya yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam berinvestasi di tengah pandemi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, ia melanjutkan, Tokopedia Emas terus mengedukasi masyarakat lewat berbagai inisiatif, seperti fitur'Nabung Emas'. Melalui fitur tersebut, masyarakat dapat membeli dan menabung emas mulai dari Rp 5.000 secara online.

Tokopedia juga telah menghadirkan fitur 'Pembulatan Emas', yang memungkinkan masyarakat menabung emas dengan membulatkan nominal belanja pada halaman Checkout. Pembulatan Emas itu dimulai dari Rp 500.

Selain itu, ada fitur 'Langganan Emas' bagi pengguna yang ingin menabung emas secara rutin. Fitur tersebut bisa mengatur pembelian emas secara harian, mingguan, maupun bulanan. "Tokopedia juga mempermudah masyarakat berbagi saldo emas dengan orang terdekatnya melalui 'Kado Emas'," ujar Vira.

Ke depannya, Vira menilai, potensi investasi emas selama pandemi masih sangat besar. "Emas masih menjadi salah satu pilihan investasi yang relatif aman untuk dijalankan dalam jangka panjang, termasuk di tengah pemulihan ekonomi seperti ini," ujar dia.

(Baca: Tokopedia Catat Pesanan Melonjak 2,5 Kali Lipat Lewat TokoCabang)

AVP of Investment & Financing Solutions Bukalapak Dhinda Arisyiya mengatakan transaksi emas online di fitur BukaEmas sepanjang 2020 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. "Harga emas pun berkali-kali mencetak rekor harga tertinggi dengan akumulasi kenaikan sekitar 25% dari awal tahun," ujar Dhinda.

Dhinda mengatakan tren kenaikan harga masih terlihat dalam kondisi ekonomi yang belum stabil sebagai dampak dari pandemi corona. Dengan begitu, nasabah cenderung mencari instrumen investasi bersifat safe-haven seperti emas.

"Melihat tren emas saat ini dan animo transaksi dari pengguna, kami melihat pertumbuhannya masih sangat sehat," ujar dia.

Dhinda melanjutkan, pengguna Bukalapak dapat bertransaksi emas mulai dari Rp 100. Selain itu, emas yang telah dimiliki pelanggan bisa ditarik dalam bentuk emas fisik.

Bukalapak juga terus update harga emas secara teratur sehingga pelanggan dapat mengambil keputusan untuk menjual atau membeli emas. "Transaksi di BukaEmas pun bebas biaya, sehingga pelanggan dapat berinvestasi dalam jumlah berapapun dan kapanpun secara online," ujar dia.

"Kami juga selalu memastikan BukaEmas aman dan legal karena merupakan hasil kerjasama Bukalapak dengan para mitra kami, seperti IndoGold dan Pluang yang memiliki lisensi serta diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti)," ujar Dhinda.

Dhinda pun menyebut Bukalapak terus mengembangkan dan mengintergrasikan produk dan fitur secara menyeluruh pada ekosistem perusahaan. Salah satunya melalui fitur 'Beli Otomatis Emas'. Fitur itu memberikan kemudahan kepada pengguna untuk membeli emas secara otomatis setiap kali transaksi di platform Bukalapak.

Selain itu, ada fitur 'Cicil Emas' yang memungkinkan pengguna mengunci harga emas di awal dan melunasinya dengan cicilan ringan. Sehingga pengguna bisa mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih maksimal dengan menekan dampak risiko pergerakan harga. Dhinda mengklaim transaksi dalam fitur Cicil Emas paling digemari pengguna.

Untuk fitur 'Tabungan Emas' di aplikasi Mitra Bukalapak, perusahaan bekerja sama dengan Pegadaian dan diawasi oleh OJK. Hal itu untuk membantu pelanggan berinvestasi melalui produk emas secara mudah dan aman di 1,5 juta warung Mitra Bukalapak dan ribuan outlet Pegadaian di seluruh Indonesia.

Dhinda menyebut ada pertumbuhan jumlah investor yang sehat di ekosistem Bukalapak, begitu pula di BukaEmas ke depannya. Meskipun, kondisi pasar yang cenderung volatile. Munurut dia, Bukalapak melihat penggunanya cenderung memilih produk investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah seperti emas.

"Dengan ketidakpastian yang tinggi sebagai efek dari pandemi Covid-19, kami melihat bahwa masyarakat cenderung memilih untuk mengurangi pengeluaran kebutuhan yang tidak mendesak dan investasi jangka panjang, sehingga kami optimistis terhadap pertumbuhan transaksi emas tahun ini," ujar Dhinda.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, perusahaan mencatat Tabungan Emas mengalami pertumbuhan lebih dari dua kali lipat dari segi pengguna maupun jumlah transaksi selama pandemi corona. Jumlah nominal pembelian emas per pengguna, menurut dia, meningkat hampir dua kali lipat, khususnya selama masa PSBB yang dimulai pada Maret 2020.

"Secara demografis, wilayah Indonesia bagian barat merupakan daerah dengan pertumbuhan transaksi tabungan emas yang paling pesat, seiring dengan dominasi jumlah Mitra Bukalapak di wilayah tersebut," ujar Rachmat dikutip siaran pers, Rabu (8/7).

(Baca: Rekrut Fajrin Rasyid, Telkom Buka Peluang Kolaborasi dengan Bukalapak)

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas mengatakan transaksi emas di platformnya naik cukup signifikan sejak pandemi. "Volume transaksi naik lebih dari dua kali lipat. Sepertinya nasabah mencari investasi yang lebih stabil dan aman dibandingkan pasar saham," ujar Claudia kepada Katadata.co.id, Rabu (8/7) malam.

Meski begitu, Claudia mengatakan ada tantangan besar meningkatkan transaksi selama pandemi. Dia menyebut perusahaan tak bisa mengadakan edukasi finansial secara tatap muka. 

Perusahaan pun terpaksa menjalankan program edukasi secara online. "Hal tersebut merupakan upaya kami untuk menjaga kesehatan nasabah kami," ujar dia.

Claudia pun optimistis investasi emas bakal semakin diminati masyarakat terutama saat pandemi corona. "Emas itu investasi yang baik ketika ada ketidakpastian ekonomi. Menurut kami, masih tepat waktunya untuk meningkatkan investasi emas," ujar Claudia.

Sebagai informasi, Pluang merupakan nama baru dari fintech EmasDigi. Perubahan nama tersebut seiring perubahan strategi bisnis perusahaan yang semula merupakan platform jual-beli emas (bussines to bussiness/b2b) menjadi platform investasi (bussiness to consumer/b2c).

Startup itu pun hadir di ekosistem Gojek melalui layanan GoInvestasi pada awal Juni 2020. Melalui fitur tersebut, pengguna Gojek dapat membeli emas minimal 0,01 gram atau setara Rp 8.000.

Pada September tahun lalu, Bukalapak juga menggaet Pluang dalam fitur Cicil Emas sebagai bagian dari pengembangan fitur Buka Emas di platformnya. Lewat layanan itu, pengguna bisa mulai mencicil emas dengan jumlah minimum 1 gram dengan tenor cicilan tiga hingga 24 bulan. Besaran cicilan akan disesuaikan dengan tenor dan jumlah besaran emas yang akan diinvestasikan.

Di sisi lain, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau Antam mencatat kontribusi reseller  dari transaksi emas mencapai 40%. Beberapa reseller tersebut merupakan perusahaan rintisan seperti Lakuemas, Tokopedia, dan Orori.

Vice President Marketing & Sales Aneka Tambang (Antam) Iwan Dahlan mengatakan perusahaannya memang mengandalkan reseller untuk mendukung penjualan emas. Sampai saat ini, ada sekitar 13 reseller baik online dan offline yang bekerja sama dalam penjualan emas Antam. Selain startup, ada beberapa reseller offline seperti Indogold dan Pegadaian.

Menurutnya, startup yang menjadi reseller emas bisa mendongkrak penjualan dan memperluas jangkauan pasar. "Harapannya bisa menarik millenial untuk lebih aware investasi di emas LBMA (London Bullion Market Association)," ujar Iwan di Jakarta, Jumat (22/11/19).

(Baca: Gandeng Startup Pluang, Gojek Tawarkan Investasi Emas Mulai Rp 8.000)

Reporter: Cindy Mutia Annur

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...