Tekan Defisit Neraca Migas, Menteri ESDM Dorong Proyek Jaringan Gas

Image title
1 November 2019, 16:39
Menteri ESDM Arifin Tasrif
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menteri ESDM Arifin Tasrif di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat (23/10/2019). Arifin ingin mendorong pemanfaatan gas bumi di dalam negeri agar impor migas berkurang.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ingin memperbaiki defisit neraca migas. Salah satu caranya dengan memanfaatkan gas bumi di dalam negeri. 

Menurut Arifin, gas alam bisa dimanfaatkan melalui jaringan gas rumah tangga (jargas). Dengan cara itu, impor LPG 3 Kg bisa ditekan. "Itu yang sekarang kami sedang pertajam," ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (1/11).

 Selain bisa menekan impor, pemanfaatan jargas juga bisa menghemat APBN dengan berkurangnya subidi LPG. Kementerian ESDM mencatat realisasi subsidi LPG hingga Mei 2019 sebesar Rp 19,2 triliun.

Realisasi subsidi masih jauh dari target APBN sebesar Rp 75,22 triliun pada 2019. ESDM pun memproyeksikan realisasi subsidi LPG 3 kg hingga akhir tahun ini akan mencapai Rp 44,94 triliun, atau hemat sebesar Rp 30,28 triliun. Data selengkapnya terkait subsidi LPG 3 Kg dalam grafik Databoks berikut ini :

(Baca: Subsidi Tahun Depan Susut Rp 12 Triliun, Harga Energi Berpotensi Naik)

Tak Ada Perubahan Kebijakan Harga Gas

Selain untuk jargas, Arifin terus mendorong pemanfaatan gas bumi di dalam negeri. Biarpun begitu, dia belum berencana mengubah kebijakan harga gas. Pasalnya, harga gas Indonesia lebih murah dibandingkan negara lain. 

"Kalau dibandingkan Malaysia, kita lebih murah, saya ketemu Petronas. Cuma perusahaan tidak boleh rugi jadi memang ini harus saling memahami dan mendukung, "ujar Arifin. 

 Selain itu, industri tertentu seperti pupuk juga sudah diberikan harga khusus. Sehingga harga gasnya lebih murah ketimbang harga LNG Indonesia yang diekspor ke luar negeri. 

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...