Tekan Defisit Neraca Dagang, Airlangga Dorong Restrukturisasi TPPI
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menekan defisit neraca perdagangan. Salah satunya, dia akan menekan defisit migas dengan mendorong restrukturisasi PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
"Salah satu langkah quick win yang bisa dilakukan antara lain menyelesaikan restrukturisasi TPPI," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu (23/10). Dengan demikian, kilang milik TPPI dapat beroperasi dan berproduksi kembali sehingga tekanan pada neraca migas dapat dikurangi.
Sebagaimana diketahui, TPPI dirintis pada 1995 oleh PT Tirtamas Majutama. TPPI diserahkan kepada pemerintah lantaran Grup Tirtamas terlilit utang Rp 3,2 triliun kepada sejumlah bank saat krisis moneter. Utang berserta bunganya tersebut semakin membengkak hingga saat ini.
Restrukturisasi akan dilakukan pada utang tersebut dengan mengkonversi saham multiyears bond milik pemerintah menjadi saham Tuban Petrochemical Industries (TPI) yang merupakan holding dari TPPI.
(Baca: Konversi Utang, Kepemilikan Saham Pemerintah di Tuban Petro Jadi 95,9%)
Selain itu, Airlangga akan mendorong pelaksanaan biodiesel 30% (B30) pada 2020. Sedangkan, program B100 akan dipersiapkan agar produknya dapat diekspor.
Tidak hanya itu, B100 akan ditingkatkan agar dapat menarik minat investor. Upaya ini juga akan dibicarakan dengan pihak industri dan Badan Pengelola Dana Sawit (BPDP).
Airlangga pun mengatakan, sudah ada beberapa industri yang berminat untuk investasi pada B100. "Selain itu ada fasilitas yang dimiliki Pertamina yang dikonversi," ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menugaskan Airlangga untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Hal ini disampaikan saat Jokowi memperkenalkan nama-nama menterinya.
(Baca: Kewajiban B30 Dapat Dongkrak Harga CPO Hingga US$ 96/ton)
"Kita bisa menurunkan defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, mengembangkan industrialisasi," ujar Jokowi. Pengembangan industrialisasi tersebut diharapkan berorientasi pada ekspor dan substitusi ekspor.
Jokowi pun meminta agar Airlangga dapat membuat terobosan-terobsan dan bersinergi dengan kementerian lainnya. Dengan demikian, peluang kerja sama akan semakin meningkat.