SKK Migas Desak Pertamina EP Tingkatkan Produksi Migas

Image title
27 Agustus 2020, 11:04
skk migas, pertamina, produksi migas, lifting migas
Pertamina EP
Ilustrasi, pekerja Pertamina EP. SKK Migas menyebut kinerja produksi dan lifting migas Pertamina EP hingga Juli 2020 masih di bawah target.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mendesak Pertamina EP untuk meningkatkan produksi dan lifting migas. Hal itu karena kinerja Pertamina EP yang masih di bawah target.

Berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak Pertamina EP per 31 Juli 2020 sebesar 80.336 barel minyak per hari (bopd). Sedangkan lifting minyak sebesar 78.661 bopd dengan pencapaian 87% terhadap target lifting APBN yaitu 90.000 bopd.

Sedangkan produksi gas sebesar 866 juta standar kaki kubuk per hari (mmscfd) dan lifting gas sebesar 667 mmscfd atau 85% dari target APBN sebesar 787 mmscfd. Pencapaian kinerja Pertamina EP berada dibawah rata-rata secara nasional yang saat ini sebesar 96,5% untuk lifting minyak dan 93,5% untuk salur gas dari target APBN.

“Pada Juni 2020, manajemen SKK Migas telah berkoordinasi dengan Dirut Pertamina (Persero) untuk meminta Pertamina EP optimalisasi kegiatan operasinya. Namun, kami monitor kinerja mereka hingga kini masih di bawah target,” ujar Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi Susana Kurniasih dalam siaran pers pada Rabu (26/8).

Terkait hal tersebut, SKK Migas kembali meminta Pertamina EP agar agar mengoptimalkan kinerja mereka sesuai dengan target yang telah disepakati bersama dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2020. Pertamina EP juga diminta untuk fokus pada peningkatan kegiatan sumur pengembangan, kerja ulang, dan perawatan sumur.

Menurut Susan, kegiatan sumur pengeboran Pertamina EP baru terealisasi 43 dari 96 kegiatan, kegiatan kerja ulang 99 dari 204 kegiatan, dan untuk perawatan sumur 1.844 dari 2.852 kegiatan. Hal itu yang menyebabkan pencapaian produksi dan lifting migas belum tercapai.

Padahal, SKK Migas berkomitmen membantu Pertamina EP untuk merealisasikan RKA 2020. Adapun, beberapa kendala yang biasanya dihadapi meliputi kendala perizinan dan persetujuan.

“Kami menyadari bahwa pada tahun ini banyak tantangan yang harus dihadapi seperti harga minyak yang belum stabil dan pandemi COVID 2019. Namun, kami tidak boleh pasrah dengan keadaan, harus kerja secara extra ordinary,” katanya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...