Tantangan RI Jadi Negara Maju 2045, dari Suku Bunga hingga Komoditas

 Zahwa Madjid
13 Desember 2023, 14:53
Negara maju
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Wisatawan berfoto di kawasan bundaran HI dengan latar belakang langit biru di Jakarta, Selasa (12/9/2023). Setelah sempat mencapai angka 172 atau masuk dalam kategori tidak sehat berdasarkan data IQAir, kualitas udara Jakarta hari ini pada pukul 12.31 membaik di angka 105 atau tidak sehat untuk kelompok yang sensitif.

Bank Dunia atau World Bank mengungkapkan, Indonesia memiliki beberapa tantangan dalam mewujudkan cita-cita menjadi negara maju dengan pendapatan tinggi pada tahun 2045.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kähkönen, mengungkapkan tantangan yang harus dihadapkan oleh RI dipengaruhi oleh berakhirnya booming komoditas dan prospek kenaikan suku bunga global yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama (higher for longer).

Menurut Kahkonen, kondisi tersebut dapat membatasi ruang gerak kebijakan fiskal dan moneter untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

“Tantangan bagi Indonesia adalah membangun fondasi ekonomi makro yang kuat untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, ramah lingkungan, dan inklusif,” ujar Kahkonen dalam Indonesia Economic Prospects di Jakarta, Rabu (13/12).

Maka dari itu, ia menilai Indonesia membutuhkan reformasi yang tegas dan berkelanjutan. Secara khusus, reformasi struktural yang mendorong pertumbuhan dengan menghilangkan hambatan berfungsinya pasar dan hambatan untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik.

Tiga Strategi Reformasi Ekonomi

Lebih rinci, Kahkonen menjelaskan terdapat tiga reformasi yang dibutuhkan di tanah air.

Pertama, adalah reformasi yang mecakup hal-hal yang menghambat efisiensi daya saing dan pertumbuhan produktivitas. Ia menilai dalam tiga hingga hampir empat tahun terakhir, Indonesia telah melakukan reformasi besar-besaran untuk meliberalisasi investasi swasta dan memperdalam pasar, termasuk melalui omnibus law penciptaan lapangan kerja.

“Semua undang-undang dan undang-undang omnibus ini merupakan langkah maju yang signifikan, dan kami memuji pemerintah Indonesia karena mengambil langkah-langkah tersebut namun belum mendapatkan manfaat penuh yang diharapkan,” ujarnya.

Kedua, reformasi struktural yang dapat meningkatkan ruang kebijakan makro. Kahkonen menilai kebijakan fiskal di Indonesia telah berhasil membantu menahan guncangan melalui perluasan jaring pengaman sosial, serta program-program bantuan, dan subsidi yang tepat sasaran.

Ketiga, adalah reformasi terkait perubahan iklim. Kebijakan fiskal, keuangan, dan perdagangan tak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, namun juga dapat membantu mengatasi masalah perubahan iklim.

Dia bilang, kebijakan perdagangan dapat digunakan untuk membangun Indonesia menyaring ekspor yang penting dan memastikan Indonesia memiliki akses ke teknologi terbaik yang tersedia dari seluruh dunia.

“Tindakan-tindakan ini tidak hanya baik untuk iklim, tetapi akan meningkatkan pertumbuhan Indonesia dalam jangka panjang,” ujar cKahkonen.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...