Setop Perdagangan Ketiga Kalinya dalam Sepekan, IHSG Kembali Anjlok 5%
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membekukan perdagangan saham selama 30 menit sore ini, Selasa (17/3). Pasalnya indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali turun 5% menyentuh level 4.456,09. Trading halt terjadi tepat pukul 15.02 WIB, dan dimulai kembali pada pukul 15.32 WIB.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, penurunan yang terjadi di pasar saham dalam negeri karena masih efek dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang memangkas suku bunga mendekati 0%. "Jadi ada indikasi kepanikan akan terjadinya pelemahan ekonomi," katanya hari ini.
Pembekuan yang terjadi hari ini, menjadi yang ketiga kalinya selama sepekan terakhir. Sebelumnya trading halt pertama kali sepanjang sejarah pasar modal Indonesia terjadi pada perdagangan Kamis (12/3) pada pukul 15.33 WIB. Kemudian kedua kalinya pada keesokan harinya ketika perdagangan baru berjalan selama 15 menit.
(Baca: Masih Dipengaruhi Pandemi Corona, Bursa Saham Asia Tenggara Berguguran)
Sebelum mengeluarkan ketentuan baru, BEI hanya mengatur trading halt jika IHSG turun 10% dan 15% saja, seperti dalam Surat Keputusan Direksi BEI Kep-00366/BEI/05-2012. Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa jika IHSG turun lebih 10% dalam sehari, maka trading halt akan diberlakukan selama 30 menit.
Jika setelah dihentikan sementara namun IHSG masih terus turun hingga lebih dari 15%, maka diberlakukan trading suspend atau penghentian perdagangan sampai akhir sesi atau lebih dari satu sesi setelah mendapatkan persetujuan OJK.
Dengan adanya tambahan peraturan terkait trading halt tersebut, maka kini terdapat tiga kondisi yang menyebabkan bursa menghentikan sementara perdagangan saham di pasar modal.
(Baca: IHSG Anjlok di Bawah 4.500, Terseret Bursa Saham Global)
Adapun salah satu penyebab turunnya indeks hari ini karena investor asing melakukan penjualan bersih saham (net sell) dengan nilai Rp 837,84 miliar di seluruh pasar.
Saham perbankan menjadi sasaran jual investor asing di antarnya Bank Central Asia (BBCA) Rp 185,72 miliar dan harganya turun 6,54% menjadi Rp 25.725 per saham. Lalu, saham Bank Mandiri (BMRI) dijual asing dengan nilai bersih Rp 178,66 miliar. Harga saham BMRI turun 6,75% menjadi Rp 5.525 per saham.
Total volume saham yang diperdagangakan hingga Bursa dibekukan sebanyak 4,27 miliar unit saham dengan nilai transaksi Rp 5,4 triliun. Sejalan dengan itu, ada 364 saham yang bergerak turun, dengan hanya ada 54 saham yang bergerak naik. Total kapitalisasi pasar saat ini senilai Rp 5.173 triliun.
(Baca: Asing Jualan Saham Tiga Bank Besar, IHSG Sesi Pertama Anjlok 4,18%)