Investor Asing Ramai Jual Saham, IHSG Sesi I Ditutup Turun 2,49%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 2,94% ke level 5.002 pada perdagangan sesi pertama hari ini (12/3). Indeks bahkan sempat anjlok hingga 4,35% ke posisi 5.000 terdampak pengumuman WHO soal virus corona sebagai pandemi.
Investor asing tercatat melakukan jual saham (nett sell) Rp 233,94 miliar di pasar reguler. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang paling banyak dilepas oleh investor asing, senilai Rp 125,89 miliar.
Sebanyak 3,04 miliar saham ditransaksikan senilai Rp 3 triliun pada perdagangan hari ini. Tercatat hanya 41 saham yang ditutup menguat pada sesi pertama ini. Sedangkan saham yang ditutup turun mencapai 354.
Seluruh sektor saham pada perdagangan hari ini ditutup turun. Penurunan terbesar yakni sektor industri dasar yang harga sahamnya anjlok 5,75%.
(Baca: Investor Jual Saham karena Khawatir Corona, IHSG Dibuka Anjlok 4,4%)
Salah satu penyebabnya, harga saham PT Chandra Asri Tbk (TPIA) merosot 9,12% ke level Rp 6.975 per lembar. Termasuk induknya PT Baruito Pacific Tbk (BRPT) yang harga sahamnya turun 8,28% di Rp 720 per lembar.
Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia lainnya tercatat turun. Bursa Jepang Nikkei 225 misalnya, anjlok 3,76%. Lalu bursa Tiongkok Shanghai Composite turun 1,34% dan indeks Hong Kong Hang Seng terkoreksi 3,81%. Begitu juga Singapura Strait Times turun 3,6%.
“Penyebaran virus corona yang makin meluas ke berbagai negara menimbulkan kekhawatiran akan terjadi perlambatan ekonomi, termasuk di dalam negeri. Wabah virus corona telah sah menjadi musuh dunia,” kata Direktur Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, dalam risetnya hari ini.
(Baca: Virus Corona Meluas, WHO Tetapkan sebagai Pandemi Global)
Meski berbagai negara besar di dunia telah mengumumkan paket stimulus untuk meredam dampak ekonomi dari wabah virus corona, aksi jual terus berlanjut. Hal ini karena WHO menyatakan covid-19 sebagai pandemi global.
Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa Eropa saat ini berisiko menghadapi guncangan ekonomi terbesar, yang mulai menggemakan krisis keuangan global. Hal tersebut hanya bisa dihindari jika para pemimpin dunia bertindak secepatnya untuk meredam dampak virus corona.
(Baca: Virus Corona Jadi Pandemi Global, Wall Street Jatuh ke Zona Bearish)