Kenaikan IHSG Pekan Lalu 1,76% Ditopang Sektor Tambang dan Keuangan
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam karena aksi ambil untung investor pada akhir pekan. Kendati demikian, ISHG masih mencatatkan kinerja yang positif sepanjang pekan ketiga Februari dengan kenaikan sebesar 1,76% ke posisi 6.501,38 dari posisi 6.389,09 pada penutupan pekan sebelumnya.
Seiring dengan kenaikan IHSG, nilai kapitalisasi pasar juga mengalami peningkatan sebesar 1,76% menjadi sebesar Rp7.392,35 triliun dari Rp7.264,29 triliun pada penutupan pekan sebelumnya.
Sementara itu, untuk rata-rata nilai transaksi harian BEI mengalami peningkatan sebesar 5,18% menjadi Rp9,63 triliun dari Rp9,16 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Kemudian rata-rata volume transaksi harian BEI
juga mengalami peningkatan sebesar 0,03% menjadi 14,22 miliar unit saham dari 14,21 miliar unit saham dari pekan sebelumnya.
Hanya rata-rata frekuensi transaksi harian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang turun 4,40% menjadi 444,47 ribu kali transaksi dari 464,93 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.
(Baca: Dipengaruhi Sentimen Negatif dari AS, IHSG Terkoreksi 0,56%)
Pada pekan ketiga ini, tepatnya pada Kamis (21/2) BEI resmi mencatatkan emiten ke-6 yang melantai di pasar modal tahun ini yaitu PT Armada Berjaya Trans Tbk yang tercatat dengan kode saham JAYA dan dicatatkan pada Papan
Pengembangan BEI. JAYA merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor infrastruktur, utilities dan transportasi dengan subsektor transportasi.
Aksi ambil untung melanda pasar pada perdagangan akhir pekan setelah sampai Kamis (21/2) IHSG telah mengalami kenaikan sebesar 2,33%. IHSG sendiri mengawali pekan ketiga dengan kenaikan 1,72% setelah sepanjang pekan sebelumnya mengalami koreksi yang cukup dalam.
Kenaikan tersebut, selain karena pasar yang rebound setelah terkoreksi, analis menilai juga dipengaruhi oleh debat calon presiden, terutama pemaparan program oleh petahana terkait infrastruktur dan kebijakan B20 yang mendorong kenaikan saham-saham di dua sektor tersebut.
Beberapa sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG sepanjang pekan ketiga. Dari eksternal, perkembangan perundingan dagang Amerika serikat (AS) dan Tiongkok yang telah mencapai kemajuan yang cukup baik. Sehingga investor semakin optimis perundingan tersebut akan bisa mencapai kesepakatan yang akan menyudahi perang tarif AS-Tiongkok.
(Baca: Jelang Pemilu, Investor Asing Lebih Optimistis Kondisi Politik Stabil)
Kemajuan yang dicapai dalam perundingan yang digelar di Washington DC, AS salah satunya yaitu dirumuskannya nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MOU) yang mencakup enam isu penting yakni aturan transfer teknologi dan hak kekayaan intelektual, pencurian kekayaan intelektual, sektor jasa, nilai tukar, pertanian dan halangan perdagangan non-tarif.
Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menahan bunga acuannya, BI 7days repo rate, pada level 6%, dan menjadi salah satu sentimen yang mendorong kenaikan IHSG pekan lalu. Ditahannya bunga acuan BI membuat saham-saham di sektor keuangan, mengalami kenaikan pasca diumumkannya kebijakan tersebut oleh BI.
Selama sepekan lalu sektor keuangan naik 1,51%, dan menjadi salah satu sektor yang paling berkontribusi mendorong kinerja IHSG. Namun menurut data BEI, kinerja IHSG terutama didorong oleh sektor tambang yang melesat hingga 5,77%.
Kenaikan sektor tambang dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak mentah dunia dan harga batu bara. Harga minyak mentah dunia menyentuh level tertingginya dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan harga batu bara di bursa ICE Newcastle rebound sejak Selasa (19/2).
Kinerja Indeks Sektoral pada Pekan Ketiga Februari 2019;
Sektor | Jumat (15/2) | Jumat (22/2) | Perubahan (%) |
Konsumer | 2.604,64 | 2.638,09 | 1,28 |
Tambang | 1.834,29 | 1.940,13 | 5,77 |
Manufaktur | 1.630,49 | 1.649,22 | 1,15 |
Aneka Industri | 1.329,58 | 1.338,98 | 0,71 |
Keuangan | 1.216,77 | 1.235,09 | 1,51 |
Industri Dasar | 878,56 | 888.31 | 1,11 |
Properti | 450,56 | 455.95 | 1,20 |
Infrastruktur | 1.185,81 | 1.207,27 | 1,81 |
Perdagangan | 811,39 | 834,17 | 2,81 |
Pertanian | 1.592,35 | 1.604,79 | 0,78 |
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)