Dipengaruhi Sentimen Negatif dari AS, IHSG Terkoreksi 0,56%
Mengawali perdagangan saham pagi ini, Jumat (22/2) dengan langsung terkoreksi sebesar 0,31%, indeks harga saham gabungan (IHSG) terus berada di zona merah sepanjang hari hingga akhirnya ditutup dengan koreksi yang semakin dalam sebesar 0,56% ke level 6.501,38.
Sementara itu bursa saham di kawasan Asia menunjukkan kinerja yang bervariasi. Indeks Straits Times turun 0,24%, Nikkei turun 0,18%, KLCI turun 0,54, sedangkan Nifty turun tipis 0,07%. Indeks dengan kinerja terbaik hari ini yaitu Shanghai yang melesat hingga 1,91%, kemudian Hang Seng 0,65%, PSEi 0,39%, dan Kospi 0,08%.
Transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini mencapai Rp10,07 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 16,39 miliar. Saham tersebut ditransaksikan sebanyak 424.842 kali oleh investor. Sebanyak 219 saham memerah sejalan dengan indeks, 171 saham naik, dan 142 saham tetap.
Dilihat dari sisi sektoral, sektor yang berkontribusi paling besar menekan kinerja IHSG adalah sektor manufaktur yang terkoreksi 1,17%, kemudian konsumer 1,03%, keuangan 0,75%, pertanian 0,63%, infrastruktur 0,52%, aneka industri 0,35%, industri dasar 1,92%, dan tambang 0,18%. Satu-satunya sektor yang bergerak positif yaitu perdagangan yang naik 0,83%.
(Baca: Lampaui 2018, Dana Asing Masuk RI Januari-Februari 2019 Rp 46 Triliun)
Menurut data BEI, lima saham yang kontribusinya paling besar terhadap koreksi IHSG yaitu saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang turun 3,01, kemudian PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) 4,65%, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) 1,05%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 2,24%, serta PT Astra International Tbk (ASII) 0,97%.
Transaksi saham investor asing juga turut memberikan tekanan terhadap IHSG. Mereka hari ini melakukan penjualan saham bersih sebesar Rp113,02 miliar di pasar reguler, dan Rp1,92 miliar di pasar tunai dan negosiasi. Ada dua saham yang dilepas investor asing paling besar yaitu saham Bank Mandiri senilai Rp 219 miliar dan saham BNI Rp119,6 miliar.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan IHSG pada Jumat ini memang memerah, namun jika diperhatikan selama sepekan ini arah pergerakan IHSG masih mengalami kenaikan. "Sentimennya mengikuti koreksi bursa Asia dan pengujian 'support' 6.470 poin secara teknikal. Tidak ada 'net sell' asing dalam jumlah besar yang menandakan kepanikan," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/2).
Pergerakan IHSG hari ini banyak dipengaruhi oleh sentimen dari eksternal. Tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi kembali terlihat dari Amerika Serikat (AS) dan Asia. Rilis data ekonomi AS yang melambat ditunjukkan dengan pemesanan barang modal inti yang turun 0,7% dan Indeks Bisnis Federal Reserve Philadelphia anjlok ke level negatif 4,1 pada Februari.
Sementara itu dari perundingan dagang AS-Tiongkok, kedua negara tersebut masih belum menyepakati poin-poin nota kesepahaman yang tengah dirumuskan yang mencakup enam isu penting yakni aturan transfer teknologi, pencurian siber, kekayaan intelektual, jasa, mata uang, pertanian dan halangan perdagangan non-tarif.
(Baca: Dibandingkan Asing, Investor Domestik Lebih Percaya kepada Pemerintah)