Kepanikan Investor Karena Credit Suisse Mereda, IHSG Bergerak Datar
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis sore (14/2) nyaris tak bergerak dari posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. IHSG naik kurang dari 1 poin, tepatnya 0,9 poin ke level 6.420,02, atau hanya naik 0,01%.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan kinerja IHSG hari ini terbantu oleh meredanya kepanikan pasar akibat penurunan rekomendasi terhadap pasar modal Indonesia oleh lembaga riset internasional Credit Suisse.
"Kelihatannya dari perilaku pasar mereka mulai mengabaikan downgrade dari Credit Suisse, apalagi setelah mulai ada bantahan dari broker asing lainnya yang menyatakan Indonesia masih layak investasi," kata William di Jakarta, Kamis (14/2).
William menambahkan, selama tiga hari terakhir IHSG berhasil bertahan di atas level 6.390 yang merupakan batas toleransi terakhir dari "support" psikologis atas efek downgrade dari Credit Suisse tersebut.
(Baca: Asing Lepas Saham Hingga Rp 317 Miliar, IHSG Turun 0,11% pada Sesi I)
Berbeda dengan Credit Suisse, JP Morgan malah menilai pasar saham Indonesia akan menjadi salah satu pasar negara berkembang atau emerging markets yang tumbuh di atas dua digit tahun ini, setelah melalui masa-masa yang penuh tantangan pada 2018.
William menuturkan, penurunan rekomendasi dari Credit Suisse pada Selasa (12/2) lalu, memang sempat membuat bursa saham domestik kacau. Semula secara teknikal, hampir semua saham yang memberikan sinyal naik, berubah jadi turun di hari itu juga dan efeknya masih terasa sampai hari ini.
Menurutnya, efek dari "downgrade" tersebut diperkirakan masih akan terasa hingga Jumat (15/2) besok. "Ini memang bukan urusan kecil karena Credit Suisse termasuk salah satu broker asing terbesar di Indonesia dan mereka tiba-tiba bilang "downgrade" yang beserta porsi investasi di Indonesia disarankan untuk dikurangi. Tentu ini akan membawa kepanikan terutama investor domestik," ujar William.
Transaksi saham di BEI hari ini tercatat mencapai Rp 9,96 triliun, dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 15,61 miliar saham, yang ditransaksikan sebanyak 454.430 kali oleh investor. Sebanyak 159 saham mengalami kenaikan, 251 saham turun, dan 125 saham stagnan.
(Baca: Rekomendasi Credit Suisse Picu "Kepanikan", IHSG Merosot 1,06%)
Investor asing hari ini kembali melakukan penjualan besar-besaran sahamnya di Indonesia. Penjualan bersih oleh investor asing hari ini mencapai Rp 963,73 miliar yang Rp 816,82 miliar dilakukan di pasar reguler. Aksi jual investor asing ini turut menekan kinerja IHSG.
Dari lima saham yang paling banyak dilepas asing, empat di antaranya merupakan saham perbankan yang dipimpin PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sahamnya dijual asing hingga senilai Rp 338,5 miliar, kemudian PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 126,5 miliar, PT Bank Permata Tbk (BNLI) Rp 97 miliar, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) Rp 78,1 miliar.
Sementara IHSG hari ini nyaris tak bergerak, bursa saham di Asia bergerak bervariasi. Indeks Shanghai, Hang Seng, dan Nikkei didera aksi ambil untung investor setelah berhasil mengalami kenaikan yang signifikan selama beberapa hari terakhir.
Karena aksi ambil untung tersebut Shanghai terkoreksi tipis 0,05%, begitu pula Nikkei yang turun 0,02%, sedangkan Hang Seng Turun 0,23%. Bursa asia lainya, Kospi melesat naik 1,11%, PSEi naik 0,90%, Strait Times naik 0,26%, dan KLCI naik 0,22%.
(Baca: Perusahaan Sekuritas Berharap “Bantuan” OJK untuk Gandeng E-Commerce)