Asing Lepas Saham Hingga Rp 317 Miliar, IHSG Turun 0,11% pada Sesi I
Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi I hari ini, Kamis (14/2) dengan terkoreksi sebesar 0,11%. Tekanan terhadap IHSG datang dari investor asing yang melanjutkan melepas sahamnya hingga mencapai Rp 306,56 miliar di seluruh pasar.
Beberapa saham yang paling banyak dilepas investor asing dari pagi hingga siang ini, empat saham teratas merupakan saham bank yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai RP 147 miliar, PT Bank Permata Tbk (BNLI) Rp 41,4 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 37,7 miliar, serta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 34 miliar.
Sedangkan saham non bank yang paling banyak dilepas investor asing yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 31,7 miliar, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Rp 25,8 miliar, PT XL Axiata Tbk (EXCL) Rp 24,3 miliar, dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Rp 12,2 miliar.
Koreksi pada IHSG hari ini sendiri didorong oleh beberapa indeks sektoral yang mengalami koreksi cukup dalam yang dipimpin sektor aneka industri dengan koreksi paling besar 1,18%, diikuti sektor manufaktur yang turun 0,35%, kemudian sektor keuangan turun 0,33%, dan sektor industri dasar turun 1,15%.
(Baca: Investor Masih Waspadai Negosiasi AS-Tiongkok, IHSG Dibuka Positif)
Sejumlah bursa saham Asia pun mencatatkan kinerja yang serupa dengan IHSG. Indeks Strait Times, Shanghai, Hang Seng, dan Nikkei, sempat didera aksi ambil untung investor setelah pada perdagangan kemarin mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan di atas 1%.
Keempat indeks tersebut juga mengakhiri perdagangan sesi I hari ini dengan duduk di zona merah. Namun hingga berita ini ditulis indeks Strait Times dan Shanghai telah kembali ke zona hijau, masing-masing naik 0,11% dan 0,07%. Sedangkan indeks Hang Seng masih terkoreksi 0,26%.
sedangkan Nikkei yang sepanjang sesi I bergerak di zona hijau mulai turun ke zona merah dengan koreksi tipis 0,02%. Sebaliknya, indeks Kospi yang sepanjang pagi ini bergerak di zona merah kini kembali ke zona hijau, naik 0,22%.
Kinerja IHSG dan bursa saham Asia yang bervariasi hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, perkembangan ekonomi Tiongkok yang diperkirakan akan kembali mencatatkan koreksi pada data ekspor/impornya sebagai dampak dari perang tarif dengan AS.
Kedua, pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar 1,4% yang didorong oleh pulihnya konsumsi masyarakat dan investasi sektor swasta di Jepang. Capaian tersebut lebih tinggi 0,3% dibandingkan pertumbuhan triwulan III. Namun masih lebih rendah dari yang telah diprediksi analis yakni laju pertumbuhan akan naik sebesar 0,4%.
(Baca: Masih Dapat Suntikan Dana Investor, Bukalapak Belum Tertarik Go Public)
Terakhir, perkembangan perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Presiden AS Donald Trump pada Rabu (13/2) mengatakan bahwa proses perundingan berjalan dengan sangat baik. Namun diberitakan oleh Bloomberg, Trump dikatakan bersedia untuk memperpanjang waktu gencatan senjata tarif hingga 60 hari kedepan jika dia telah melihat ada kesepakatan yang dapat dicapai dengan Tiongkok.
Gencatan senjata tarif antara AS dan Tiongkok sedianya akan berakhir pada 1 Maret mendatang. Jika tidak ada kesepakatan antara keduanya, maka AS akan menaikkan tarif impor produk asal Tiongkok ke AS yang nilainya mencapai US$ 200 miliar, dari 10% menjadi 25%.