Bidik Pendapatan Rp 5,5 Triliun, Podomoro Fokus ke Luar Jakarta

Asep Wijaya
8 Agustus 2017, 10:53
Pameran Properti
Agung Samosir | KATADATA

Tahun 2015, misalnya, Podomoro mendominasi pasokan apartemen di Jakarta sebesar 52% dari total 171.700 unit.

Dominasi Podomoro di Jakarta mulai terusik gara-gara kasus reklamasi Teluk Jakarta tahun 2016. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Presiden Direktur Agung Podomoro Ariesman Widjaja sebagai tersangka suap kepada anggota DPRD DKI Jakarta M. Sanusi. Suap itu terkait pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi DKI Jakarta.

Masalah bertambah berat karena kasus tersebut memicu efek berantai hingga pemerintah pusat menghentikan proyek reklamasi Pulau G. Padahal, PT Muara Wisesa Samudra yang merupakan anak usaha Agung Podomoro telah menanamkan investasi ratusan miliar rupiah.

Rentetan kasus yang menimpa Podomoro turut mempengaruhi harga sahamnya. Dalam setahun terakhir, harga saham emiten berkode APLN ini sudah anjlok 26,3%.

Selain kasus reklamasi, harga saham perusahaan juga terpukul oleh perubahan pemimpin Jakarta. Usai kemenangan Anies-Sandi dalam hitung cepat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) putaran kedua DKI Jakarta, 20 April 2017, mayoritas harga emiten pengembang proyek reklamasi melorot. Harga saham APLN juga anjlok 7%.

Apalagi, Podomoro selama ini dikenal dekat dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) selama menjabat Gubernur DKI Jakarta, sehingga leluasa menggarap proyek properti di Ibukota. Hal ini juga tidak dibantah Ahok saat bersaksi di sidang Ariesman, 25 Juli 2016. "Banyak proyek-proyek Pemprov DKI yang dikerjakan oleh Agung Podomoro, ada beberapa kewajiban seperti rusun.”

Kini, setelah heboh Pilkada dan kasus reklamasi, Podomoro semakin getol berekspansi ke berbagai daerah. Upaya itu untuk mendukung target pendapatan usaha tahun ini sebesar Rp 5,5 triliun, yang terutama diperoleh dari penjualan pemasaran (marketing sales) Rp 3,5 triliun.

Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan sudah membukukan penjualan pemasaran Rp 2,4 triliun atau meningkat 54,6% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,5 triliun. Ditambah penjualan kawasan industri di Karawang, Podomoro meraih pendapatan Rp 3,9 triliun atau naik 34,7% dari periode sama 2016.

“Faktor utama karena didorong oleh penjualan kawasan industri di Karawang sebesar Rp 1,4 triliun,” ujar Veri.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...