IHSG Ditutup di Atas Level 5.000, Pertama dalam 3 Bulan Terakhir

Image title
8 Juni 2020, 16:23
Ilustrasi, layar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG ditutup menguat 2,48% di level 5.070 sejalan dengan penerapan fase transisi pertama PSBB DKI Jakarta dan optimisme investor terkait pemulihan ekonomi.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Ilustrasi, layar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG ditutup menguat 2,48% di level 5.070 sejalan dengan penerapan fase transisi pertama PSBB DKI Jakarta dan optimisme investor terkait pemulihan ekonomi.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat hingga 2,48% menyentuh level 5.070 pada perdagangan Senin (8/6). Kembalinya indeks di atas level 5.000 ini menjadi yang pertama, sejak penutupan perdagangan 11 Maret 2020 lalu, di level 5.154.

Seperti diketahui, kasus pertama virus corona di Indonesia pertama diumumkan pemerintah pada 2 Maret 2020. Sejak itu, IHSG terus bergerak turun, bahkan sempat menyentuh level terendahnya yaitu 3.937 pada 24 Maret 2020. Namun, sejak perdagangan dibuka kembali usai libur lebaran, pada 26 Mei 2020, IHSG tengah dalam tren penguatan.

Kenaikan IHSG pada hari ini, sejalan dengan mulai diterapkannya fase transisi dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuju normal baru di DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal mengizinkan rumah ibadah, tempat rekreasi, pertokoan, dan mal atau pusat perbelanjaan kembali beroperasi.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, upaya pemerintah memulihkan ekonomi nasional dengan memberikan stimulus juga turut andil memuluskan pergerakan IHSG.

Salah satu stimulus yang tengah digodok pemerintah adalah, restrukturisasi kredit, modal kerja, dan biaya energi bagi sektor industri manufaktur.

"Stimulus tersebut tentunya untuk menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri di tengah PHK secara masif dan turunnya daya beli masyarakat," kata Nico dalam risetnya.

Berdasarkan RTI Infokom, total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 16,39 miliar unit saham dengan nilai transaksi totalnya mencapai Rp 13,52 triliun. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBRI) ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp 1,3 triliun, diikuti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai Rp 1 triliun.

(Baca: Saham Perbankan Meroket Usai Libur Lebaran, BTN Paling Tinggi)

Selain itu, nilai transaksi yang besar juga dilakukan investor terhadap saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai mencapai Rp 753 miliar. Sementara, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga diperjual-belikan dengan nilai transaksi mencapai Rp 728,8 miliar.

Saham-saham bank unggulan ini pun kompak ditutup menguat. Dipimpin oleh BBNI yang hari ini menguat hingga 13,65% menjadi Rp 4.830 per saham. Lalu, BMRI yang naik 8,25% menjadi Rp 5.250 per saham.

Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tercatat naik 6,11% menjadi Rp 3.300 per saham. Terakhir, BBCA naik 3,06% menjadi Rp 29.500 per saham.

Naiknya saham-saham perbankan hari ini, membuat sektor finansial menjadi yang naik paling tinggi, yakni sebesar 4,46%. Sektor lainnya pun juga tercatat naik signifikan, seperti sektor agrikultur yang naik sebesar 3,82%.

Saham di dalam sektor agrikultur yang mampu menjadi motor penguatan adalah, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang menguat hingga 6,69% menjadi Rp 8.375 per saham. Lalu, saham PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) juga ditutup naik hingga 6,27% menjadi Rp 3.050 per saham.

Begitu pula dengan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang meroket hingga 12,73% menjadi Rp 248 per saham. Saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menguat hingga 5,81% menjadi Rp 820 per saham.

(Baca: Kenaikan Harga Saham Bank Berlanjut, IHSG Sesi I Ditutup Melonjak 2,5%)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...