Investor Asing Obral Saham Empat Bank Kakap, IHSG Merosot 2%
Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada penutupan perdagangan awal pekan ini, Senin (31/8), turun 108,17 poin atau 2,02% ke level 5.238,48. Turunnya IHSG kembali dibayangi kaburnya modal asing dari pasar saham domestik hingga Rp 1,92 triliun.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, koreksi IHSG hari ini dipengaruhi kekhawatiran pelaku pasar terkait potensi resesi ekonomi Indonesia pada kuartal III.
Bahkan Nafan memprediksi kinerja IHSG bulan ini bakal terkoreksi jika resesi terjadi di Indonesia. “Pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal III bisa membuat IHSG ditutup di zona negatif pada akhir bulan ini,” katanya kepada Katadata.co.id, sore ini.
Menurut data RTI Infokom, perdagangan saham hari ini mencatatkan total nilai transaksi sebesar Rp 11,34 triliun dari 14,12 miliar saham. Sebanyak 313 saham turun, 124 saham naik, dan sisanya tidak bergerak alias stagnan. Adapun investor asing membukukan penjualan bersih saham (net sell) hingga Rp 1,81 triliun di pasar reguler.
Empat saham bank kelas kakap nasional menjadi sasaran jual investor asing hari ini. Saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dilepas dengan net sell Rp 446,6 miliar, Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 299,1 miliar, Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 292 miliar, dan Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 145,3 miliar.
Saham BBRI dan BMRI pun termasuk dalam jajaran saham top losers di antara saham-saham kakap di indeks LQ45. BBRI merosot 4,88% dan BMRI anjlok 4,42%. Sama halnya dengan BBCA yang terkoreksi 3,39%.
10 Saham dengan penjualan bersih investor asing terbesar, Senin (31/8):
Nama | Kode | Jual Bersih Asing (Rp miliar) | Penutupan (Rp) | Perubahan (%) |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 446,6 | 3.510 | 4,88 |
Bank Mandiri | BMRI | 299,1 | 5.950 | 4,42 |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 292,0 | 5.100 | 2,86 |
Telekomunikasi Indonesia | TLKM | 243,1 | 2.860 | 3,38 |
Bank Central Asia | BBCA | 145,3 | 31.375 | 3,39 |
Perusahaan Gas Negara | PGAS | 81,4 | 1.255 | 5,28 |
Gudang Garam | GGRM | 75,3 | 47.500 | 3,55 |
Astra International | ASII | 39,6 | 5.100 | 4,23 |
United Tractors | UNTR | 39,3 | 425 | 1,81 |
Bukit Asam | PTBA | 33,4 | 2.040 | 4,23 |
Sumber: RTI Infokom
Secara sektoral, sembilan dari sepuluh klasifikasi sektor saham berakhir di zona merah dipimpin sektor aneka industri yang turun 3,11% diikuti keuangan 2,91% dan infrastruktur turun 2,15%.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini kemungkinan minus 2%. Bila itu terjadi, RI berpotensi masuk ke jurang resesi ekonomi. "Outlook (kuartal ketiga) adalah antara 0% hingga negatif 2%," kata Sri Mulyani dalam konferensi video, Selasa (25/8).
Sri Mulyani mengatakan meski terdapat beberapa indikator ekonomi yang sudah positif masih sulit melihat adanya perbaikan data ekonomi.
Dengan demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2020 akan berada di antara minus 1,1% hingga 0,2%. Ia berharap, konsumsi dan investasi yang merupakan kunci utama perekonomian bisa terus meningkat.
Jika keduanya masih dalam zona negatif, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini merasa akan percuma jika pemerintah terus menggenjot belanja. "Akan sangat sulit tahun ini masuk zona netral 0%," kata dia.
Sementara itu bursa saham Asia juga mayoritas berakhir di zona merah pada sesi perdagangan hari ini. Indeks Shanghai Composite terpantau terkoreksi 0,24%, Hang Seng turun 0,96%, Kospi Indeks juga melemah 1,17 % dan Straits Times Indeks turun 0,54%. Hanya bursa Nikkei 225 Indeks yang naik sebesar 1,12%.