IHSG Diramal Menguat Lagi Hari Ini, Sentimen Tapering Masih Mengancam

Andi M. Arief
26 November 2021, 07:09
IHSG, bursa, Fed
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan.

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan pada hari ini, Jumat (26/11). Namun demikian, investor  harus tetap mewaspadai potensi masuknya IHSG ke zona merah atau pelemahan.

Seperti diketahui, IHSG ditutup menguat 0,24% secara harian ke level 6.699 per Kamis (25/11).

Pergerakan IHSG pada sesi pertama perdagangan  menunjukkan penguatan sebelum akhirnya melandai pada sesi kedua perdagangan.

"IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan meskipun gagal menembus resistance di 6.745 kemarin. Namun demikian, tetap perlu diperhatikan adanya indikasi bearish divergence (pelemahan) pada IHSG)," kata Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova dalam risetnya, Jumat (26/11).

 Adapun, titik resistance pada hari ini secara urut ada di posisi 6.745, 6.825, dan 6.906. Sementara itu,level support ada di titik 6.650, 6.621, dan 6.584.

Sebagai informasi, support merupakan area  harga saman tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu.

Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik  tertinggi.

Setelah saham  menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual yang cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan. 

Ivan merekomendasikan investor untuk melakukan buy on weaknesss pada dua emiten, yakni PT Astra International Tbk.

(ASII) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP). AKsi itu dipilih lantaran kedua emiten itu akan mengalami pelemahan harga saham dan menguji level support terdekat masing-masing.

 Di samping itu, investor dianjurkan untuk melakukan trading buy pada emiten PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Kedua emiten ini diprediksi akan melanjutkan tren penguatan masing-masing dan menguji level resistance. 

Terakhir, investor disarankan untuk melakukan take profit pada emiten PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Emiten ini diramalkan mencapai target berikutnya dari wave [iii] di level 3.870 dari posisi saat ini 3.650.

Asociate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan sentimen yang mempengaruhi IHSG dalam waktu dekat adalah data ekonomi dari luar negri, khususnya Amerika Serikat. 

Per Kamis (25/11), sentimen yang mempengaruhi IHSG adalah notulen rapat yang dilakukan Federal Open Market Comittee (FOMC) Amerika Serikat.

Dalam notulen rapat itu, bank sentral Amerika Serikat atau The Fed telah bersiap untuk menaikkan suku bunga acuan jika inflasi terus tumbuh.

Notulen rapat komite pembuat kebijakan The Fed awal bulan ini menunjukkan sebagian besar anggota The Fed mendukung  percepatan tapering off.  Kondisi tersebut bisa mendorong ekspektasi kenaikan bunga acuan yang lebih cepat.

Merujuk pada notulen, sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat tersebut, tampaknya mulai mencermati tren kenaikan harga-harga yang tengah terjadi.

Dalam rapat itu, kata sabar atau menahan diri menjadi penekanan penting dalam strategi yang akan diterapkan dalam waktu dekat.

Seperti diketahui, inflasi Amerika di bulan Oktober mencapai 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tertinggi dalam 30 tahun terakhir. 

Pada 3 November, FOMC mengindikasikan adanya permulaan perlambatan program pembelian sekuritas berbasis treasury dan mortgage. Sejauh ini, nilai obligasi yang telah dibeli oleh Amerika Serikat mencapai US$ 120 miliar.

 FOMC menyatakan akan mengurangi program pembelian obligasi sebanyak US$ 15 miliar per bulan. Aksi ini akan dilakukan pada Desember 2021 hingga Juni 2022.

"The Fed siap siaga memberikan feedback yang positif terhadap tekanan inflasi, kami pikir ini sesuatu yang dinanti pasar. Apakan taper tantrum (terjadi lebih cepat)? Semua back to the market," kata Nico kepada Katadata, Kamis (25/11).


Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...