BEI: 54 Emiten Baru Raih Rp 62 T pada 2021, Terbesar Sepanjang Sejarah
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat sebanyak 54 perusahaan yang melantai di pasar modal dengan nilai penggalangan dana mencapai Rp 62,61 triliun pada 2021. Berdasarkan nilai raihan dana, jumlah ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
Menurut data BEI, terdapat 51 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2020 dengan perolehan dana Rp 5,58 triliun. Sementara itu, pada 2019 tercatat 55 emiten baru dengan raihan dana Rp 14,78 triliun, sedangkan pada 2018 terdapat 57 emiten baru dengan raihan dana Rp 15,7 triliun.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, dibanding bursa Asia, Indonesia masih menjadi bursa dengan jumlah emiten baru terbanyak pada 2021. Hal ini disusul oleh Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
"Fund raise (penggalangan dana) IPO tahun ini Rp 62,61 triliun, tertinggi sepanjang sejarah. Kini totalnya ada 766 perusahaan, tren pencatatan ini diharapkan berlanjut tahun depan karena masih ada 26 pipeline yang dalam proses penawaran umum," ujar Inarno dalam Konferensi Pers Aktivitas Perdagangan BEI, Kamis (30/12).
Inarno mengatakan, aktivitas perdagangan bursa saham menghadapi kendala berupa ketidakpastian ekonomi dan munculnya Covid-19 varian Omicron di akhir tahun. Kendati demikian, investor dan pelaku pasar masih optimistis terhadap prospek perekonomian indonesia, khususnya di pasar modal.
Dalam rangka mendukung pengembangan industri pasar mdoal, terutama di tengah pandemi Covid-19, BEI memberikan sejumlah dukupan pada pemangku kepentingan di pasar modal, salah satunya dalam bentuk migrasi protokol baru. Hal ini diberikan baik pada perusahaan tercatat maupun calon perusahaan tercatat.
Tak hanya itu, BEI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) juga mengedepankan program yang terkait dengan ekonomi hijau, berupa fasilitas penerbitan ekonomi hijau. Kerja sama dilakukan dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mengakselerasi program ekonomi hijau.
Guna terus menjaga momentum pertumbuhan pasar modal, BEI bersama pemangku kepentingan juga meluncurkan serangkaian inisiatif strategis pada 2021.
Inisiatif ini ditujukan untuk menguatkan pelayanan go-public pada calon perusahan, pendalaman dan perluasan instrumen pasar modal. Selain itu, penguatan infrastruktur perdagangan untuk pasar obligasi, serta tata kelola keterbukaan informasi untuk melindungi investor dan menjaga perdagangan yang teratur dan efisien.
Salah satu inisiatif yang telah diimplementasikan adalah penyesuain perdagangan bersifat ekuitas, seperti penyesuaian pre-opening dan pre-closing, penetapan pemesanan, dan penutupan kode broker.
Hal lain yang dilakukan otoritas bursa adalah menerbitkan
perubahan aturan 1A terkait persyaratan pencatatan di BEI. Perubahan beleid ini bertujuan untuk meningkatkan kompetisi bursa saham nasional di pasar global, yakni memberi alternatif persyaratan pencatatan.
Berikutnya, meningkatkan jumlah perusahaan tercatat dengan tetap memperhatikan kualitas perusahaan tercatat itu sendiri. Selain itu, meningkatkan perlindungan terhadap investor publik, serta meningkatkan likuiditas saham.