Pergerakan IHSG Diramal Bervariasi, Analis Rekomendasi Emiten LQ45
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak bervariasi pada Senin (3/1). Analis merekomendasikan untuk memperhatikan emiten di indeks LQ45 pada perdagangan pertama tahun ini.
CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai, IHSG berpotensi menguat hari ini. Salah satu sentimen yang diperhatikan yakni kebiasaan investor mengatur komposisi investasi pada awal tahun.
“Ini tentunya akan memberikan gairah terhadap pola investasi di pasar modal Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi yang menarik," kata William dalam risetnya, Senin (3/1).
Selain itu, rilis data perekonomian terbaru diperkirakan masih dalam kondisi terkendali. Alhasil, data ini dinilai dapat menjadi salah satu sentimen pendorong kembali naiknya IHSG hari ini.
Rupiah misalnya, ditutup di level Rp 14.263 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir 2021 atau melemah 213 poin dari posisi awal 2021 atau 1,5%. Namun demikian, posisinya masih lebih baik dibandingkan mata uang negara-negara Asia maupun negara berkembang lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg, hampir seluruh mata uang Asia dan negara berkembang di Benua Kuning melemah terhadap dolar AS sepanjang 2021, kecuali Yuan Cina.
Ringgit Malaysia melemah 3,6% sepanjang 2021. Begitu juga Peso Filipina 6,17%, Baht Thailand 10,68%, Korea Won 9,51%, Dolar Singapura 2,23%, Real Brasil 7,25%, Rand Afrika Selatan 8,19%. Lira Turki bahkan jatuh hingga 77%.
Sedangkan, Yuan Cina menguat 2,68% terhadap dolar AS sepanjang 2021.
Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 14.200 - Rp 14.400 per dolar AS pada paruh pertama 2022. Kemudian diprediksi terdepresiasi di rentang Rp 14.300 - Rp 14.500 per dolar AS pada paruh kedua.
Oleh karena itu, William meramalkan IHSG dapat menguat di rentang 6.502 - 6.618.
Emiten yang akan diperhatikan oleh William hari ini adalah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Sedangkan Analis Teknikal Senior Samuel Sekuritas William Mamudi memperkirakan IHSG cenderung bergerak lesu pada awal 2022. Alasannya, indeks dinilai masih membentuk doji-doiji berkepanjangan.
Beberapa emiten yang akan ia perhatikan yaitu PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Medco Energy International Tbk (MEDC), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).
ADRO, EXCL, dan MEDC ada di dalam indeks LQ45, sementara MTEL tidak. Indeks LQ45 adalah indeks pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari 46 perusahaan dengan kriteria tertentu. Salah satunya, termasuk dalam 60 perusahaan dengan kapitalisasi pasar atau transaksi tertinggi dalam 12 bulan terakhir.
William merekomendasikan buy untuk MTEL, ADRO, dan EXCL lantaran ketiga saham emiten itu menunjukkan potensi tren penguatan hari ini. Ia mengajurkan sell untuk MEDC karena pergerakan sahamnya dinilai memberikan indikasi sentimen bearish (pelemahan) berlanjut.
Hinga akhir 2021, IHSG ditutup meningkat 10,72% ke level 6.581. Kapitalisasi pasar sampai akhir perdagangan 2021 tercatat mencapai Rp 8.284 triliun atau tumbuh 18% dibanding nilai kapitalisasi pasar akhir 2020 yang di level Rp 6.968 triliun.
BEI mencatat terdapat sebanyak 54 perusahaan yang melantai di pasar modal dengan nilai penggalangan dana mencapai Rp 62,61 triliun pada 2021. Berdasarkan nilai raihan dana, jumlah ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.