IHSG Diramal Lanjutkan Koreksi, Analis Sarankan Lirik Saham Tambang
Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Selasa (25/1), diramal melanjutkan laju koreksinya setelah turun 1,06% ke level 6.655,17 pada perdagangan awal pekan ini. Analis memperkirakan indeks bergerak di level 6.606-6.743.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya mengatakan, pola gerak IHSG terlihat kembali dalam rentang konsolidasi wajar, hal ini dipengaruhi oleh sentimen dari pergerakan market global maupun regional.
Namun, selama level support terdekat masih mampu dipertahankan, maka IHSG masih memiliki peluang yang cukup besar untuk kembali dalam jalur uptrend jangka pendeknya.
"Fluktuasi harga komoditas, serta nilai tukar rupiah juga turut memberikan sentimen terhadap pergerakan IHSG," kata William dalam risetnya, dikutip Selasa (25/1).
Rekomendasi saham dari William untuk dipantau investor hari ini, antara lain Indo Tambangraya Megah (ITMG), AKR Corporindo (AKRA), Semen Indonesia (SMGR), Gudang Garam (GGRM), Astra Agro Lestari (AALI), Telkom Indonesia (TLKM), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Ciputra Development (CTRA).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan, IHSG tetap berada di bawah resisten krusial di level 6.754. Oleh karena itu, masih berpeluang membentuk skenario alternatif yang mengindikasikan kelanjutan tren bearish atau turun.
Ia mengatakan bahwa secara teknikal formasi candle bearish harami muncul pada chart. Ini mengindikasikan potensi pergerakan ke bawah. Namun demikian, IHSG bisa mengalami rebound selama tidak menyentuh ke bawah 6.607.
Adapun, titik resisten IHSG hari ini diperkirakan ada di posisi 6.738, 6.754 dan 6.798., sedangkan support pada 6.660, 6.600 and 6.575.
Sebagai informasi, support merupakan harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resisten adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju kenaikan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan hold atau trading buy pada Aneka Tambang (ANTM). Ia memprediksikan, ANTM masih berpeluang melanjutkan kenaikan jangka pendek dari wave [iv] menuju resisten berikutnya di level 2.030, apabila harga tidak turun ke bawah 1.800.
Ia juga menyarankan hold atau take profit pada Bukit Asam (PTBA), yang berpeluang mencapai target berikutnya di level 2.920 karena masih berada pada tren naik. Mengacu skenario alternatifnya, PTBA dapat mengalami penurunan membentuk wave (x) menuju level 2.700 sebagai perkiraan target.
Selain itu, ia juga merekomendasikan hold atau trading buy pada Timah (TINS). Ia menyebut, TINS dapat melanjutkan koreksi minornya menuju support terdekat di level 1.390 karena masih di bawah Fibonacci Retracement 50% sebagai resisten. Selama harga penutupan harian masih di level 1.330 atau lebih, maka TINS berpeluang untuk rebound.
Ivan menyarankan hold atau buy on weakness pada Adaro Energy (ADRO) yang masih dapat melanjutkan koreksi wave (iv) menuju target di level 2.130 mengacu pada Fibonacci Retracement 38,2%. Sebagai skenario alternatif, ADRO berpeluang untuk tetap naik menuju resisten di 2400 apabila mampu bertahan di atas support terdekat di 2.180.