Mitratel Siapkan Dana Rp 1 Triliun untuk Buyback Saham
Perusahaan menara telekomunikasi Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel, menyiapkan dana senilai Rp 1 triliun untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan.
Berdasarkan informasi yang disampaikan manajemen Mitratel, dana itu bersumber dari kas internal perusahaan. Besaran nilai saham yang dibeli kembali itu paling sedikit 7,5% dari modal disetor.
Periode pelaksanaan pembelian kembali saham ini akan berlangsung pada 2 Juni 2022 sampai dengan 2 September 2022. Mitratel membatasi harga buyback saham maksimum senilai Rp 801 per saham.
Adapun, pertimbangan dilakukannya pembelian kembali saham tersebut seiring dengan penurunan harga saham perusahaan bersandi MTEL tersebut sejak tanggal 10 Mei 2022 di Rp765 dan turun drastis pada tanggal 17 Mei 2022 di Rp685 hingga tanggal 18 Mei 2022 di Rp665.
"Sehingga perseroan bermaksud untuk menunjukkan komitmennya dalam rangka meningkatkan nilai pemegang saham melalui pembelian kembali saham," ungkap manajemen Mitratel, dikutip Kamis (2/6).
Ditegaskan, pembelian kembali saham tersebut tidak akan memengaruhi kondisi keuangan perseroan karena sampai dengan saat ini Mitratel mempunyai modal kerja yang memadai untuk membiayai kegiatan usahanya.
Dampak dari aksi korporasi ini akan menyebabkan penurunan dari sisi total aset perusahaan sebesar Rp 1 triliun menjadi Rp 56,48 triliun dari posisi per 31 Maret 2022 senilai Rp 57,48 triliun. Demikian dengan total ekuitas perseroan akan turun menjadi Rp 33,10 triliun dari sebelumnya Rp 34,10 triliun.
Sedangkan, proforma laba per saham (earnings per share/EPS) akan meningkat menjadi Rp 5,58 per saham dari sebelumnya Rp 5,50 per saham.
Pada perdagangan Kamis ini, terpantau harga saham MTEL bergerak pada rentang Rp 685 sampai Rp 700 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 57,21 triliun.
Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, perusahaan membukukan pendapatan senilai Rp 1,87 triliun dengan laba bersih Rp 459,41 miliar dengan laba operasional Rp 813,81 miliar. Adapun, arus kas perusahaan tercatat senilai Rp 2,59 triliun.