IHSG Berpotensi Menguat, Aliran Dana Masuk Masih Cukup Besar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan Selasa (12/7), hari ini, dan bergerak di rentang 6664 - 6888. Pada akhir penutupan IHSG kemarin (11/7), indeks ditutup turun 0,27% di level 6.722,14.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, aliran dana masuk yang masih cukup besar masih menunjukkan minat investor untuk berinvestasi ke dalam pasar modal Indonesia.
"Jelang rilis data emiten semester pertama tahun 2022 disinyalir berada dalam kondisi membaik juga menjadi salah satu sentimen yang dapat mendongkrak pergerakan IHSG,"ujar William, dikutip Selasa (12/7).
William pun merekomendasikan saham Unilever Indonesia (UNVR), Jasa Marga (JSMR), Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Bank Central Asia (BBCA), Pakuwon Jati (PWON), Alam Sutera Realty (ASRI), Astra Agro Lestari (AALI), dan London Sumatra Indonesia (LSIP), dan Kalbe Farma (KLBF).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan, IHSG bakal menguji zona support 6.640-6.664.
“Pelemahan di bawah area ini akan membawa IHSG menuju Fibonacci retracement 85,4% di level 6.590,”katanya dalam rilis yang dikutip hari ini (12/7).
Titik resisten IHSG hari ini diperkirakan ada pada posisi 6.768 6.815 dan 6.875, sedangkan titik support ada di posisi 6.590 6.510 dan 6.412.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sedangkan, resisten adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan untuk buy on weakness dengan rentang harga 5.650 5.850 pada saham Astra International (ASII).
Selanjutnya, untuk hold and buy on weakness pada Bank Central Asia (BBCA) dengan rentang harga 6.850-6.950, Bank Negara Indonesia (BBNI) dengan rentang harga 7.250-7.350, dan Elang Mahkota Teknologi (EMTK) pada rentang harga 1.570-1.590.
Terakhir untuk speculative buy direkomendasikan hanya pada saham Aneka Tambang (ANTM) di rentang harga 1.580-1.620.