Saham GOTO Mentok Batas Bawah, Kapitalisasi Pasar Tergerus Rp 109 T
Harga saham emiten teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), sedikit lagi menyentuh level auto reject bawah (ARB) pada perdagangan Rabu ini dengan pelemahan sebesar 6,17% ke level Rp 304 per saham.
Berdasarkan data perdagangan, sampai pukul 13.48 WIB, harga saham GOTO ditransaksikan pada rentang Rp 302 sampai Rp 316 per lembar. Volume saham GOTO mencapai 764,33 juta dengan nilai transaksi Rp 234,03 miliar dan frekuensi lebih dari 27 ribu kali. Penurunan ini lantas menggerus nilai kapitalisasi pasar GOTO menjadi Rp 360,05 triliun.
Sekadar gambaran, saat debut perdana di BEI pada 11 April 2022 lalu, nilai kapitalisasi pasar GOTO mencapai Rp 469 triliun, menyalip PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang senilai Rp 453 triliun dengan harga saham di level Rp 396. Sehingga, bila dihitung sejak pertama kali IPO, nilai kapitalisasi pasar emiten hasil merger Gojek dan Tokopedia ini sudah turun sekitar Rp 109 triliun.
Sebagaimana diketahui, GOTO tercatat membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 13,65 triliun pada semester pertama tahun ini, naik 117,28% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 6,28 triliun.
Sepanjang periode enam bulan pertama tahun ini, GOTO mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 3,39 triliun, naik 73,32%. Manajemen GOTO menyampaikan, nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) mencatatkan pertumbuhan sebesar 42% yang mencapai Rp Rp290,5 triliun di paruh pertama tahun ini. Sedangkan, pertumbuhan pendapatan bruto semester pertama mencapai 49% year-on-year mencapai Rp10,7 triliun.
Adapun, pada kuartal kedua, GTV Grup tumbuh 39% year-on-year mencapai Rp150,5 triliun. Melanjutkan momentum dari kuartal sebelumnya, pendapatan bruto menampilkan pertumbuhan lebih cepat dari GTV, membukukan kenaikan 45% year-on-year mencapai Rp5,5 triliun.
Pertumbuhan pendapatan dan GTV perseroan terutama didorong oleh perkembangan upaya monetisasi, termasuk di antaranya pembaruan skema komisi pedagang e-commerce, pendapatan komisi dari layanan pesan antar makanan, dan pemulihan pada sektor mobilitas.
Namun demikian, perseroan mencatatkan kenaikan yang signifikan, terutama di pos beban penjualan dan pemasaran dari sebelumnya Rp 1,89 triliun menjadi Rp 6,34 triliun pada semester pertama tahun ini. Sedangkan, beban umum dan adminisntrasi juga naik dari sebelumnya Rp 3,83 triliun menjadi Rp 5,76 triliun.
Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menjelaskan, pada kuartal kedua tahun ini, perseroan terus fokus pada pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkesinambungan.
"Nilai transaksi bruto (GTV) dan pendapatan bruto perseroan terus tumbuh, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (30/8).
Di sisi lain, margin bisnis juga membaik, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Tren pertumbuhan ini semakin mendorong percepatan langkah perseroan menuju proftabilitas. Di tengah tantangan makroekonomi yang masih berlanjut.
"Secara keseluruhan, industri ini akan terus beradaptasi di tengah perubahan yang sangat cepat. Memahami situasi tersebut, GoTo akan terus mengimplementasikan efsiensi biaya dan mendorong sinergi optimal dalam ekosistem," ujarnya.
Dalam pedoman kinerja yang disampaikan perusahaan, pada kuartal ketiga tahun ini, GTV akan berada di rentang Rp 151 triliun sampai dengan Rp 156 triliun. Kemudian, pendapatan bruto kuartalan dalam rentang Rp5,7 triliun hingga Rp6,0 triliun. Sedangkan, margin kontribusi sebagai persentase GTV di kuartal ketiga diperkirakan berada dalam rentang -1,3% hingga -1,2%.