Jelang Lock Up Saham, GoTo Jadi 'Mak Comblang' Pemegang Saham
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menegaskan, perusahaan bersama para pemegang saham pra-Initial Public Offering (IPO) sedang menjajaki kemungkinan pelaksanaan penawaran sekunder atau secondary offering terkoordinasi atas saham yang dimiliki pada pemegang saham tersebut.
Hal itu akan dilaksanakan setelah periode lock up atas saham tersebut berakhir pada 30 November 2022. Periode lock up saham merupakan masa pemegang saham tidak boleh menjual saham hingga periode waktu tertentu berdasarkan perjanjian dengan perusahaan.
Sekretaris Perusahaan GoTo Koesoemohadiani menjelaskan, dalam hal ini, GoTo memfasilitasi proses penjualan yang terstruktur melalui pasar negosiasi.
"Perseroan tidak akan menerbitkan saham baru atau melakukan penjualan saham dalam proses ini, sehingga tidak akan terjadi dilusi atas saham perusahaan," ujar Koesoemohadiani dalam penjelasan tertulis yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/10).
Perempuan yang akrab disapa Diani ini mengatakan, GoTo juga tidak akan menerima dana dari hasil penjualan tersebut. Setiap transaksi akan bergantung pada kondisi pasar dan makro ekonomi, maupun faktor-faktor lain, dan tidak ada jaminan bahwa transaksi akan dapat terlaksana.
"Informasi ini bukan penawaran umum saham," tegasnya.
Informasi ini juga bukan penawaran untuk menjual atau membeli efek apapun. Efek yang dijelaskan pada informasi ini belum terdaftar berdasarkan Securities Act of 1933, sebagaimana telah diubah dan tidak dapat ditawarkan di Amerika Serikat (AS) tanpa pendaftaran atau pengecualian yang berlaku dari persyaratan pendaftaran.
Pernyataan resmi GoTo ini sekaligus menjawab kabar bahwa GoTo sedang melakukan pembicaraan dengan Alibaba dan Softbank terkait penjualan saham senilai US$ 1 miliar atau sekitara Rp 15,5 triliun.
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (21/10) lalu, pembicaraan antara GoTo dan investor bertujuan untuk mengantisipasi harga saham jatuh ketika periode lock up selesai bulan depan.
“Induk Gojek sedang mengukur minat para investor awal, termasuk Alibaba dan SoftBank untuk penjualan saham mereka kepada investor baru,” kata beberapa sumber yang mengetahui masalah ini kepada Bloomberg, dikutip Kamis (20/10).
Sumber Bloomberg menyampaikan, rencana itu merupakan bagian dari upaya mencegah potensi penurunan harga saham GoTo. Hal ini bisa terjadi jika banyak investor menjual saham saat masa lock up berakhir.
Sekitar satu triliun saham GoTo, atau lebih dari 90% dari total saham yang beredar, memenuhi syarat untuk dijual mulai 30 November.
Ini termasuk pemegang saham seperti dana karyawan GoTo, Alibaba yang memegang sekitar 8,8% dan SoftBank sekitar 8,7%.
Induk Gojek disebut-sebut berdiskusi dengan Alibaba dan SoftBank agar mau menjual saham mereka di GoTo secara terkontrol.
“GoTo juga berdiskusi dengan beberapa investor untuk membuat mereka berkomitmen menahan sahamnya untuk jangka waktu lebih lama selama enam bulan,” kata salah satu sumber.
Induk Tokopedia itu juga disebut-sebut dalam tahap awal pembicaraan dengan investor membahas tingkat harga saham untuk setiap kesepakatan yang dapat dinegosiasikan.
Sumber Bloomberg melaporkan, induk Gojek itu pun melibatkan Citigroup Inc. dan Goldman Sachs Group Inc., serta penasihat lokal, untuk mengelola potensi penjualan oleh pemegang saham yang ada.