PGE dan Palm Co Masuk Rencana Aksi Korporasi BUMN di 2023, Jadi IPO?
Menteri Badan Usaha Miilik Negara (BUMN) Erick Thohir memaparkan sembilan program BUMN tahun 2023, di antaranya rencana aksi korporasi dari PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) dan PT Palm Co. Kedua perusahaan pelat merah tersebut memang santer terdengar bakal melantai di bursa saham.
"Aksi korporasi BUMN ada dua hal, satu penyehatan kedua pengembangan. Kalau kita lihat sekarang mayoritas itu pengembangan bukan penyehatan," kata Erick, dalam acara Konferensi Pers Awal Tahun di BUMN, Senin (2/1).
Sebagaimana dipaparkan Kementerian BUMN sebelumnya, perolehan dana hasil IPO yang didapatkan oleh PGE akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas listrik panas bumi sebesar 600 mega watt (MW) dalam lima tahun ke depan.
Aksi korporasi ini juga diharapkan bisa merealisasikan rencana Pertamina Grup untuk memiliki nilai valuasi sebesar US$ 100 miliar. BUMN, juga menyasar IPO pada perusahaan perkebunan Palm Co yang merupakan sub-holding di bidang sawit dari holding perkebunan BUMN PT Perkebunan Nusantara III.
Hasil pendanaan dari IPO akan digunakan untuk mendorong investasi peningkatan produksi dan memaksimalkan nilai perusahaan. Adapun, perkembangan IPO Palm Co masih dalam tahap persiapan.
"IPO Palm Co untuk hiliriasai sawit dan pengembangan dari bio solar seperti pome dan fame dan melakukan penanaman ulang bagi perkebunan sawit yang berada di PTPN," kata Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury, pada kesempatan terpisah.
Di tahun ini, BUMN juga berencana melakukan sembilan program yang akan dilakukan, yaitu penyelesaian light rapid transit Jabodetabek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Lalu, aksi korporasi dari PT Jasa Marga Tbk. (JSMR), penyelesaian restrukturisasi PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) dan penyelesaian restrukturisasi ID Food. Selain itu, ada penyelesaian restrukturisasi Defend ID, Deregulasi dan Penataan Permen BUMN, dan penguatan tata kelola investasi dana pensiun BUMN.
Di samping itu, Erick Thohir menargetkan konsolidasi BUMN hingga 30 BUMN dalam peta jalan fase dua periode 2024-2034. "Kami buat peta jalan 2024-2034 di mana kalau bisa hanya ada 30 BUMN. Klasternya 12 dan BUMN hanya 30," katanya.
Erick menegaskan, angka tersebut agar BUMN tidak menjadi menara gading, atau dimonopoli seluruhnya oleh BUMN. Dia juga mengatakan pihaknya berusaha membangun ekosistem dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kemudian pengusaha daerah, serta pihak swasta.
Dirinya juga berharap, BUMN dapat menjadi perusahaan global untuk mendukung ketahanan ekonomi nasional. Selain itu, dia menyebut bahwa kekuatan dan ketahanan ekonomi nasional dapat dipertahankan atau bertumbuh dengan kerja sama antarkementerian. Dia pun mengakui, kinerja pencapaian BUMN di tahun 2022 karena adanya konsolidasi yang dibangun antar kementrian.