Investor Terjebak Beli Saham di Harga Pucuk, Ini Tips Menghindarinya

Patricia Yashinta Desy Abigail
14 April 2023, 11:49
Investor Terjebak Beli Saham di Harga Pucuk, Ini Tips Menghindarinya
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (2/1/2023). Pada pembukaan perdagangan saham di awal tahun 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 8,51 poin atau 0,12 persen ke 6.842,11.

Penjual saham atau trader biasanya menggunakan analisis teknikal untuk mengamati pergerakan harga saham-saham emiten di pasar modal. Salah satu istilah yang sering muncul teknikal saat menganalisis yaitu breakout.

Ada dua istilah breakout yakni true breakout dan false breakout dan biasanya investor terjebak dalam false breakout.  Di mana investor membeli saham saat harga tertinggi periode tertentu atau disebut beli saham di harga pucuk. Namun harga saham longsor alias terjun beberapa waktu kemudian.

Breakout merupakan sebuah momen yang terjadi ketika harga saham melewati batas atas atau level resistance maupun batas bawah atau level support.

Analis Ajaib Sekuritas Chisty Maryani mengatakan, pergerakan harga saham mengalami penguatan hingga menembus batas resistance atau disebut breakout dapat mengindikasikan bahwa harga saham akan melanjutkan tren kenaikan yang lebih tinggi. Breakout terdiri dari dua jenis yakni true breakout dan false breakout.

True breakout terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level dan tidak berbalik arah dan melanjutkan penembusan atau rally. Jika diperhatikan menggunakan candlestick chart, true breakout akan terkonfirmasi ketika bagian dari candlestick tersebut melewati atau menembus level resistance maupun support dan diikuti oleh peningkatan volume.

Sementara false breakout atau breakout palsu terjadi ketika pergerakan harga saham telah melewati suatu level tertentu namun kemudian berbalik arah dan tidak melanjutkan tren penguatan dengan kata lain bullish atau pelemahan dengan kata lain bearish.

Berbeda dengan true breakout, false breakout akan terkonfirmasi menggunakan candlestick chart saat bagian ekor candlestick menembus garis, namun tidak diikuti bagian body dari candlestick.

“Mereka yang terjebak dengan false breakout berpotensi membeli saham di harga pucuk. Hal ini
diakibatkan aksi ambil untung (profit taking) di area resistance sehingga tekanan jual yang tinggi
membuat harganya turun,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (14/4).

Agar terhindar dari risiko false breakout, trader harus melihat harga dalam time frame yang lebih panjang, analisis pergerakan harga dari waktu ke waktu.

Berikut beberapa tips untuk menghindari pembelian saham di harga pucuk:

  1. Mengetahui fundamental untuk melihat tren yang kuat di pasar saham. Ketika suatu saham sedang berada dalam tren yang kuat dan fundamentalnya baik, maka potensi saham tersebut untuk breakout level resisten sangat besar.
  2. Gunakan candle untuk validasi breakout. Jika melihat ada potensi suatu saham mengalami breakout, sebaiknya trader menunggu hingga breakout tersebut terkonfirmasi valid, dengan melihat bentuk candle ketika penutupan pasar.
  3. Amati volume trading. Breakout disertai dengan volume trading yang tinggi pertanda sebuah tren akan berlanjut. Sebaliknya, breakout yang terjadi pada saat volume perdagangan rendah, maka harga saham berpotensi mengalami pembalikan arah atau false breakout.
  4. Memperhatikan level stop loss dan take profit. Dalam hal ini trader dapat memasang stop loss tepat di titik support yang telah ditentukan. “Stop loss ini penting agar trader tidak mengalami kerugian yang terlalu besar jika harga saham mengalami breakout di level support,” katanya.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lona Olavia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...