Laba Astra Tumbuh 27% Ditopang Kinerja Membaik Hampir Semua Divisi
PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan pertumbuhan kinerja pada kuartal I 2023. Pertumbuhan tersebut didukung meningkatnya kinerja hampir semua divisi bisnis Astra.
Astra membukukan pendapatan sebesar Rp 82,98 triliun pada kuartal I 2023, atau naik 15% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Alhasil, perusahaan mampu mencatat laba bersih sebesar Rp 8,72 triliun pada periode yang sama. Capaian tersebut melonjak 27% dibandingkan tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan turut optimistis dengan ekonomi Indonesia ke depan, meski berpotensi dipengaruhi situasi ekonomi global dan pelemahan harga komoditas.
"Grup berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan pemulihan ekonomi Indonesia yang masih berlanjut," kata Djony dalam keterangan resmi, Rabu (19/4).
"Kenaikan laba ini merefleksikan peningkatan kinerja, terutama bisnis otomotif, alat berat dan pertambangan dan jasa keuangan," ujarnya.
Dari kelima divisi bisnis Astra yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih, lini bisnis infrastruktur logistik mencatatkan pertumbuhan tertinggi 71%, menjadi Rp 202 miliar. Hal itu ditopang oleh kinerja bisnis jalan tol, termasuk jaringan tol Trans Jawa dan lingkar luar Jakarta.
Lini kedua yang memiliki kenaikan laba tinggi adalah bisnis teknologi informasi yang naik 58%, menjadi Rp 19 miliar. Hal itu didukung peningkatan pendapatan dan marjin dari PT Astra Graphia yang 77% sahamnya dikuasai Astra Internasional.
Ketiga, ada bisnis otomotif yang mengalami pertumbuhan laba sebanyak 36% menjadi Rp 3 triliun. Kenaikan tersebut sekaligus mencerminkan adanya peningkatan volume penjualan.
Lini keempat yang juga mencatatkan kenaikan laba bersih adalah bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 27% menjadi Rp3,3 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, yang semuanya diuntungkan oleh harga batu bara yang cukup baik.
Divisi kelima adalah bisnis jasa keuangan yang tumbuh 26% menjadi Rp 1,9 triliun sepanjang periode Januari-Maret 2023. Peningkatan didukung oleh kontribusi bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.
Di sisi lain, lini bisnis Astra yang mengalami penurunan laba bersih berasal dari bisnis agribisnis, dengan penurunan 54% menjadi Rp 179 miliar. Penurunan disebabkan oleh harga jual dan volume penjualan kelapa sawit yang lebih rendah.
Bisnis lain yang juga mencatatkan penurunan adalah divisi bisnis properti yang turun 15% ke Rp 45 miliar. Tekanan pada bisnis ini disebabkan serah terima unit proyek residensial Asya dan Anandamaya Residences yang lebih rendah. Di mana, sebagian dikompensasi oleh tingkat hunian di Menara Astra yang lebih tinggi.
Adapun aset Astra hingga kuartal I 2023 tercatat sebesar Rp 432,99 triliun per 31 Maret 2023. Nilai aset tersebut meningkat 4,76% dari Rp 413,3 triliun pada akhir tahun lalu. Sedangkan untuk liabilitas perusahaan tercatat Rp 181,4 triliun.
Untuk ekuitas Astra tercatat lebih besar dibandingkan liabilitas, dengan nilai mencapai Rp 251,6 triliun. Astra memiliki kas bersih senilai Rp 35,1 triliun yang tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan.
Sementara itu, pada perdagangan Selasa (18/4) saham ASII ditutup menguat 3,21% ke level Rp 6.425 per lembar. Bahkan, sepanjang 2023 saham ASII tercatat tumbuh 12,7% sehingga kapitalisasi pasar emiten satu ini berada di Rp 260,1 triliun per kemarin (18/4).