Berikut Proyeksi Harga Saham Lima Emiten Jagoan Lo Kheng Hong

Lona Olavia
9 Mei 2023, 11:39
Berikut Proyeksi Harga Saham Lima Emiten Jagoan Lo Kheng Hong
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (2/1/2023). Pada pembukaan perdagangan saham di awal tahun 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 8,51 poin atau 0,12 persen ke 6.842,11.

Lo Kheng Hong yang kerap mendapat julukan sebagai Warren Buffett-nya Indonesia kini makin cuan besar. Sebab kepemilikan Pak Lo biasa ia disapa atas beberapa saham yang dimilikinya pada kuartal I 2023 ini mayoritas mencetak kinerja yang kinclong, bahkan salah satunya ada yang naik 66 kali lipat.

Namun bagaimana dengan kinerja sahamnya dari emiten-emiten tersebut. Berikut lima emiten yang tercantum di dalam portofolio saham Lo Kheng Hong, yakni PT Intiland Development Tbk (DILD), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT), dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR).

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, untuk saham BMTR ia melihat secara fundamental emiten tersebut lumayan solid dan secara valuasinya masih undervalue. Meski di kuartal I 2023 perseroan membukukan penurunan laba 2,1% menjadi Rp 319,79 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 326,75 miliar.

“Berdasarkan rasio PER dan PBV masih undervalued dibandingkan emiten emiten holding multi sektor yang lain yang berada di sektor perindustrian. Selain itu kalau dibandingkan emiten rata-rata di sektor media dan hiburan mereka juga lumayan undervalued,” ujarnya kepada Katadata, Selasa (9/5).

Selain itu menjelang kampanye Pemilu ini menjadi katalis positif untuk emiten media terutama emiten media besar yang punya pangsa pasar besar untuk mencaplok kenaikan pendapatan dari iklan. Ia pun merekomendasikan buy untuk BMTR dengan target harga Rp 300 per saham.

Lalu untuk saham DILD, Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan, DILD akan melanjutkan strateginya untuk mengalihkan fokusnya dari segmen bangunan tinggi ke segmen perumahan dan kawasan industri. Proyek perseroan yang sedang berjalan antara lain Talaga Bestari, Serenia Hills, Graha Natura, Batang Industrial Park dan Aeropolis Technopark.

Selanjutnya, perseroan melanjutkan rencananya untuk memonetisasi aset non-inti seperti hotel atau landbank, yang tidak memiliki rencana untuk break ground dalam 5 tahun ke depan.

Meski begitu ada risiko investasi, yakni kenaikan suku bunga hipotek yang lebih cepat dan lebih tinggi dari perkiraan karena kebijakan BI, serta pertumbuhan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan percepatan biaya dan beban.

Meski begitu ia merekomendasikan mempertahankan DILD dengan peringkat beli, namun dengan target harga yang lebih rendah dari Rp 210 per saham.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...