PTBA Bagi Dividen Yield Terbesar di BEI, Harga Batu Bara Akan Bangkit?
Harga batu bara sudah turun dari puncak pada 2020-2021, namun bukan berarti tidak bisa bangkit atau rebound. Peluang besar kenaikan harga batu bara adalah el nino berkepanjangan yang terjadi pada tahun ini.
Pekan lalu, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Juli 2023 terpantau melonjak 7,12% secara point-to-point (ptp) ke level US$143,7 per ton.
Lonjakan harga batu bara pada pekan lalu ditopang oleh menguatnya harga gas alam serta krisis energi di Bangladesh. Namun, penguatan harga batu bara masih cenderung tertahan karena melambatnya permintaan lesunya perekonomian Cina.
Bila harga batu bara kembali meningkat, hal tersebut akan otomatis mendorong pendapatan PTBA. Pada kuartal I-2023 PTBA mencatatkan produksi batu bara naik 7% secara tahunan menjadi Rp 6,8 juta ton.
Dari sisi penjualan, total volume batu bara PTBA mencapai 8,8 juta ton atau tumbuh 26% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 7 juta ton. Di saat yang sama, rata-rata harga jual batu bara PTBA tetap stabil di Rp 1,1 juta/ton. Akibat dari stabilnya harga jual serta peningkatan volume penjualan yang signifikan tersebut, pendapatan perseroan mampu meningkat sebesar 21% secara tahunan menjadi Rp 10 triliun.
Ke depan, kinerja bisnis PTBA akan ditopang oleh kinerja operasionalnya yang akan terus membaik. Pada kuartal I-2023, nisbah kupas atau dikenal dengan stripping ratio (SR) konsolidasian PTBA berada berada di 7,1 kali.
"Kami perkirakan stripping ratio akan kembali normal pada kuartal selanjutnya sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh perseroan sebesar 6,3 kali, setelah aktivitas pra-pengupasan di tambang Air Laya menjadi normal di kuartal berikutnya," tulis Ciptadana Sekuritas dalam publikasi riset.
Setali tiga uang, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrim mengatakan, perusahaan memiliki kas setara Rp 15,5 triliun untuk menyokong ekspansi. Dia juga menyebut perusahaan punya kesempatan untuk bisa melakukan pendanaan. "Kami juga punya holding, kami bisa sinkronisasi dengan holding," katanya.
Adapun, anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) masih sama seperti yang diumumkan sebelumnya yaitu Rp 6,4 triliun untuk 2023. Dari belanja modal tersebut, sebesar 20% sudah direalisasikan, baik rutin maupun untuk pengembangan.