Harga CPO Anjlok 3 Hari Beruntun, Saham Emiten Sawit Berguguran
Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di Bursa Malaysia Exchange lagi-lagi terkoreksi. Pelemahan harga ini menandai penurunan hingga tiga hari beruntun sejak awal pekan.
Penurunan harga tersebut lantas membuat harga saham-saham di emiten sawit berguguran. Sebut saja di emiten PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) yang sahamnya dimiliki oleh Lo Kheng Hong itu turun sampai 1,82% ke Rp 810 per saham pada perdagangan sesi satu, Kamis (7/9).
Berikut harga saham emiten perkebunan pada penutupan sesi pertama hari ini:
- PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) turun 1,61% ke Rp 61 per saham.
- PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) turun 1,06% ke Rp 93 per saham.
- PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) turun 0,98% ke Rp 1.010 per saham.
- PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) turun 0,44% ke Rp 454 per saham.
- PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) turun 0,96% ke Rp 515 per saham.
- PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) turun 0,51% ke Rp 394 per saham.
- PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) turun 0,23% ke Rp 4.410 per saham.
- PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) turun 0,98% ke Rp 7.575 per saham.
- PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) turun 1,82% ke Rp 810 per saham.
- PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) stagnan di Rp 2.050 per saham.
- PT Darma Satya Nusantara Tbk (DSNG) stagnan di 590 per saham.
- PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) stagnan di Rp 560 per saham.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau turun 0,23% ke posisi RM 3.872 per ton pada pukul 08:00 WIB. Kini harganya sudah ambrol ke 3.800 dari level sebelumnya 4.000.
Harga minyak sawit berjangka di Kuala Lumpur kesulitas untuk bertahan di atas angka psikologis RM 4.000 di tengah kekhawatiran bahwa harga tinggi akan mengikis permintaan.
Pada perdagangan Rabu (6/9) harga CPO ditutup terkoreksi 0,31% ke posisi MYR 3.881 per ton. Dengan demikian, dalam tiga hari perdagangan harganya turun 3,94%. Sementara secara bulanan melemah 3,22% dan anjlok 7,02% secara tahunan.
Terkoreksinya harga CPO akibat stok minyak sawit di Malaysia yang kemungkinan besar akan membengkak ke level tertinggi selama periode enam bulan terakhir hingga Agustus. Hal itu lantaran produksi meningkat sementara ekspor melemah.
Dalam survei yang dilakukan Bloomberg, tercatat persediaan naik sekitar 10% dari bulan sebelumnya menjadi 1,90 juta ton. Hal ini berarti stok telah melonjak sekitar 27% dari level terendah di bulan April, dan dapat menjadi sinyal hambatan bagi harga acuan minyak sawit.
Sementara itu, pasar juga tengah menanti data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) terkait persediaan minyak sawit pada 11 September.