Saham Jasa Marga Naik di Tengah Rencana Divestasi Aset Tol Trans Jawa
Emiten pengelola jalan tol BUMN, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), disebut sedang dalam pembicaraan dengan investor terkait rencana penjualan 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol. Nilai penjualan tersebut ditaksir mencapai US$ 750 juta atau sekitar Rp 11,78 triliun dengan rata-rata kurs Rp 15.714 per dolar AS.
Merespons kabar itu, pada perdagangan Rabu ini, saham Jasa Marga terpantau mengalami kenaikan 1,62% ke level Rp 4.380 per saham. Dalam sepekan terakhir, saham Jasa Marga mengalami kenaikan 6,83% dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 31,86 triliun.
Mengutip Bloomberg, saat ini terdapat dua konsorsium yang dipimpin oleh sovereign wealth fund asal Singapura, GIC Private Limited dan Indonesia Investment Authority (INA) yang menjadi penawar akhir untuk mengakuisisi 35% tol milik Jasa Marga tersebut.
"Masih ada pihak lain yang berminat dengan aset tersebut," kata sumber Bloomberg, dikutip Rabu (10/10).
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menolak berkomentar lebih lanjut mengenai investor strategis tersebut. Dia menambahkan bahwa pembiayaan ekuitas untuk Tol Transjawa sedang berlangsung. Menurut Subakti, perusahaan sedang berdiskusi dengan calon mitra strategis dan pemangku kepentingan.
INA dan mitra investasinya terus memantau dan mengevaluasi berbagai jalan tol di Indonesia untuk melihat peluang investasi dan diskusi sedang berlangsung dengan beberapa pemilik jalan tol, menurut perwakilannya, yang menolak berkomentar secara spesifik. Perwakilan GIC menolak berkomentar.
Didirikan pada tahun 2017, Jasamarga Transjawa Tol mengoperasikan jaringan jalan tol di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, menurut situs web perusahaan. Induknya berencana listing Tol Transjawa di Jakarta pada 2023.
Jasa Marga merupakan operator jalan tol pertama dan terbesar di Indonesia yang saat ini mengelola 35 konsesi jalan tol dengan total panjang jalan 1.809 kilometer (1.124 mil).
Hingga 30 September 2023, pemerintah Indonesia tercatat memiliki 70% saham perusahaan, sedangkan 29,98% lainnya milik masyarakat. Sisanya, saham JSMR dimiliki oleh komisaris dan direksi.
Hingga semester pertama ini, perusahaan tercatat membukukan laba bersih Rp 1,14 triliun. Perolehan itu naik 56,33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 734,75 miliar. Seiring dengan kenaikan laba, total pendapatan Jasa Marga senilai Rp 8,92 triliun pada paruh tahun 2023. Raihan perseroan naik 18,24% dari sebelum Rp 7,54 triliun.
Jasa Marga mencatatkan kenaikan aset 1,34% menjadi Rp 92,36 triliun dari Desember 2022 yang senilai Rp 91,13 triliun. Lalu, liabilitas perusahaan Rp 66,23 triliun, menanjak 1,09% dari Rp 65,51 triliun. Di siisi lain ekuitas JSMR yaitu Rp 92,36 triliun, naik 1,34 dari sebelum Rp 91,13 triliun.