Wall Street Menguat, Investor Berharap Suku Bunga akan Tetap Stabil
Indeks-indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (11/10). Berdasarkan rilis risalah dari pertemuan terakhir Federal Reserve Amerika Serikat (AS) menunjukkan kehati-hatian di antara para pembuat kebijakan yang membantu mendorong harapan para investor bahwa suku bunga akan tetap stabil.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,19% menjadi 33.804, S&P 500 menguat 0,43% hingga 4.376 dan Nasdaq Composite bertambah 0,71% ke 13.659.
Para pejabat The Fed menunjukkan adanya ketidakpastian di sekitar ekonomi. Di mana harga minyak dan pasar keuangan merupakan katalis untuk melanjutkan dengan hati-hati dalam menentukan sejauh mana pengetatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat. Demikian risalah yang dirilis pada Rabu dalam pertemuan 19-20 September.
Perdagangan berombak pada hari Rabu dengan semua indeks memulai sesi dengan kenaikan sebelum berbalik lebih rendah. Kemudian pasar saham AS mendapatkan kembali kekuatan yang hilang dan ditutup menguat.
Pakar Strategi Investasi Senior di Edward Jones, Angelo Kourkafas mengatakan, risalah tersebut tampak menggembirakan bagi para investor.
"Rilis ini menyoroti risiko pengetatan yang berlebihan dan mengetahui apa yang telah terjadi selama tiga minggu terakhir dengan suku bunga. Hal ini memberikan kenyamanan bagi para investor, kita tidak akan melihat kenaikan suku bunga lagi," katanya dikutip dari Reuters, Kamis (12/10).
Namun ia mencatat keputusan The Fed nantinya akan mempertimbangkan pembacaan indeks harga konsumen (IHK) untuk September, sebelum pasar AS dibuka. Sebelumnya pada Rabu, data menunjukkan harga produsen AS meningkat pada September di tengah biaya untuk produk energi. Akan tetapi tekanan inflasi ditingkat pabrik terus berlanjut.
Sementara indeks energi turun 1,4% dan merupakan yang terlemah di antara 11 sektor industri utama S&P. Indeks ini terseret oleh penurunan 3,6% pada saham Exxon Mobil (XOM.N) setelah produsen minyak dan gas ini setuju untuk membeli saingannya Pioneer Natural Resources (PXD.N).
Adapun sektor yang memperoleh keuntungan terbesar adalah sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, yakni real estat yang naik 2% dan utilitas menguat 1,6%, sebab imbal hasil obligasi AS turun.
Imbal hasil Treasury AS (yield) pada obligasi 10 tahun turun ke level terendah dalam dua minggu terakhir karena harga naik pada arus safe-haven seiring perang Hamas terhadap Israel. Israel terus menggempur Gaza dengan serangan udara yang menewaskan sejumlah warga sipil. Israel membentuk pemerintahan persatuan darurat pada Rabu dan tentaranya mengatakan telah menewaskan tiga militan Hamas.
Tak hanya itu, yang memperkeruh suasana perdagangan Rabu adalah penawaran umum perdana (IPO) terbaru. Saham Birkenstock Holding (BIRK.N) ditutup turun 12,6% pada US$ 40,20. Pada perdagangan hari pertama di Bursa Efek New York, saham perusahaan alas kaki asal Jerman ini tidak menyentuh harga IPO-nya yaitu US$ 46.
S&P 500 membukukan 12 level tertinggi baru dalam 52 minggu dan 10 level terendah baru. Nasdaq Composite mencatat 44 level tertinggi dan 206 level terendah baru.
Di bursa AS, 10 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan 10,7 miliar rata-rata selama 20 sesi terakhir.