Volume Perdagangan Kripto Anjlok 224% Dipicu Tingginya Pajak

Nur Hana Putri Nabila
17 November 2023, 13:45
Volume Perdagangan Aset Kripto Anjlok 224% Dipicu Tingginya Pajak
Olya Kobruseva/Pexels
Ilustrasi peretasan dana kripto

Volume perdagangan aset kripto di Indonesia merosot 224% secara tahunan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan penurunan tersebut mencapai Rp 94,4 triliun per September 2023. Tren penurunan ini telah berlanjut dari tahun ke tahun. 

Sedangkan pada 2021, volume perdagangan aset kripto mencapai puncaknya sebesar Rp 859,4 triliun. Namun, angka tersebut turun tajam sebanyak 63% menjadi Rp 306,4 triliun pada 2022. Selain itu OJK juga mencatat salah satu penyebab penurunan signifikan dalam nilai transaksi kripto yakni tingginya pengenaan pajak. 

Meskipun demikian, OJK menyatakan bahwa pajak pada transaksi kripto dianggap sebagai hal yang sangat positif.

Dengan menurunnya nilai transaksi, lalu apakah masih menarik bisnis perdagangan aset kripto atau crypto exchange di Indonesia? 

CEO Tokocrypto Yudhono Rawis menyoroti potensi besar dari bisnis pertukaran kripto di Indonesia. Meskipun jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai lebih dari 17 juta, ia menggarisbawahi jumlah ini hanya mewakili sekitar 5% - 6% dari populasi keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat peluang besar bagi pertumbuhan, serta perluasan pasar dalam sektor ini.

Ia menyebut ketika dilihat dari aspek fundamental seperti regulasi dan faktor makro lainnya, bisnis pertukaran kripto di Indonesia tidak begitu menarik. Secara sederhana, semuanya bergantung pada potensi pasar.

“Indonesia memiliki populasi yang mayoritas terdiri dari generasi muda dan ini menjadikan potensi pasar kripto yang besar ke depannya," ungkap Yudhono dikutip Jumat (17/11). 

Halaman:
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Lona Olavia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...