Laju IHSG Melesat 4,87% pada November Ditopang Tiga Sektor Ini
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hingga 30 November 2023 melesat 4,87% month to date (mtd) ke level 7.080.
"Nilai itu meningkat dibandingkan IHSG pada Oktober 2023 lalu, yakni di level 6.752," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner OJK November 2023, Senin (4/12).
Hal itu seiring dengan tekanan penjualan bersih atau net sell dari investor asing yang mulai berkurang menjadi sebesar Rp 0,52 triliun secara bulanan/month to date (mtd). Sedangkan, jumlah outflow pada bulan Oktober 2023 mencapai Rp 8,10 triliun mtd.
Peningkatan IHSG pada November ditopang oleh tiga sektor, di antaranya sektor teknologi, infrastruktur, dan keuangan. Sepanjang tahun ini, IHSG berhasil menguat sebesar 3,36% year to date.
Selain itu, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 13,86 triliun secara year to date. Sedangkan pada Oktober 2023 lalu terjadi peningkatan sedikt pada net sell yakni sebesar Rp 13,34 triliun.
Sedangkan dari sisi likuiditas transaksi, Inarno menyebut rata-rata nilai transaksi pasar saham Tanah Air pada November 2023 meningkat sebesar Rp 10,54 triliun ytd dari bulan sebelumnya sebesar Rp 10,48 triliun ytd.
Sejalan dengan pergerakan global, pasar Surat Berharga Negara (SBN) per 30 November 2023 membukukan inflow investor asing sebesar Rp 23,50 triliun mtd. Adapun Oktober 2023 outflow sebesar Rp 12,62 triliun mtd sehingga mampu mendorong penurunan yield SBN dengan rata-rata sebesar 35,38 basis poin mtd di seluruh tenor.
Secara tahunan, yield SBN turun dengan rata-rata sebesar 16,21 basis poin di seluruh tenor. Tak hanya itu, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 71,69 triliun ytd. Adapun di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 30 November 2023 menguat 7,34% ytd ke level 370,10, lebih tinggi dari posisi Oktober 2023 yang menguat 4,64% ytd.
Pada pasar obligasi korporasi, Inarno menyebut, investor asing telah mencatat aliran dana masuk sebesar Rp 64,72 miliar pada bulan ini. Sementara sepanjang 2023 ini masih tercatat outflow sebesar Rp 1,46 triliun.
Sedangkan di sektor pengelolaan investasi, nilai aset under management (AUM) pada 30 November 2023 mencapai Rp 808,32 triliun, dengan nilai aktiva bersih reksadana turun 0,39% month to date menjadi Rp 492,72 triliun.
"Tak hanya itu, investor reksa dana mencatatkan net redemption sebesar Rp 7,30 triliun, meskipun nilai aktiva bersih menurun 2,41% ytd, dan masih mencatatkan net subscription sebesar Rp 2,68 triliun," kata Inarno.