Saham Pertamina Geothermal Melesat Usai Joint Venture dengan Chevron
Harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pada 11 Desember 2023 melesat 20,54% dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 48,4 triliun. Kenaikan harga saham ini terjadi setelah perusahaan mengumumkan joint venture dengan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panasbumi di Way Ratai, Lampung.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan pencapaian tersebut karena kepercayaan investor terhadap kemajuan energi terbarukan. “Selama beroperasi kami mencoba untuk accelerate but realistically,” kata Jufli dalam acara syukuran ulang tahun PGEO ke-17, Selasa (12/12).
Selain itu, ia mengklaim Pertamina Geothermal telah berhasil menghadapi tantangan dalam mengakselerasi bisnisnya. Hambatan tersebut berhasil diatasi dengan mengubah model bisnis yang secara efektif memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produksi perusahaan.
Tak hanya itu, perluasan usaha juga menjadi fokus utama PGEO dalam dua tahun mendatang. Pada tahun 2023, Pertamina Geothermal memiliki tujuan untuk menjadi perusahaan dengan kapasitas 1 GW, yang diharapkan tercapai pada 2025 mendatang. Julfi mengatakan perusahaan sedang mengupayakan pencapaian target tersebut dengan menerapkan strategi 'quick wins' dan teknologi co-generation di beberapa wilayah. Ia juga menekankan bahwa upaya tersebut didukung oleh optimalisasi penciptaan nilai.
Lebih lanjut, PGEO juga berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga demi mendorong komersialisasi karbon dengan menyediakan kredit karbon ke Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE), pada bursa karbon Indonesia. Mengenai komersialisasi karbon, pada tahun ini PGEO telah mencatatkan pendapatan kredit karbon sebesar US$ 732 ribu atau senilai Rp 11,29 miliar.
“Ini merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia,” ujar Julfi.
Ekspansi Global secara Agresif
Pada tahun ini, PGEO juga agresif melakukan ekspansi global dengan melakukan kemitraan bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) demi mengembangkan potensi panas bumi sebesar 140 MW di wilayah konsesi Longonot, Kenya. Perusahaan juga bermitra dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi sebanyak 3 x 100 MW di konsesi Suswa, Kenya.
Tak hanya itu, untuk menegaskan komitmennya dalam mengembangkan potensi panas bumi, PGEO baru-baru ini membentuk Joint Venture Company (JVC) bersama Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan WKP Way Ratai di Lampung.
"PT Cahaya Anagata Energy, perusahaan yang terbentuk, mencerminkan komitmen dari kedua belah pihak dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber energi masa depan,” tambah Jufli.
Secara fundamental, Julfi mengatakan Pertamina Geothermal Energy berada dalam posisi solid untuk terus berkembang. Hal ini dibuktikan dengan capaian laba bersih sebesar US$ 133,4 juta pada kuartal III 2023. “Angka ini melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang pada saat itu mencapai US$ 127,3 juta,” kata Jufli.