Kinerja Saham Grup Adaro di 2023, Kompak Merosot
Harga batu bara ambruk dan terlempar ke level psikologis US$ 140. Kejatuhan harga terjadi akibat lesunya permintaan Cina dan India sebagai dua negara konsumen batu bara terbesar dunia dan ambruknya harga minyak ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir.
Berikut kinerja saham dari Grup Adaro di 2023 dari awal tahun hingga 28 Desember:
No | Emiten | Pergerakan Saham | Harga per Saham |
1 | PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) | Turun 28,13% | Rp 2.580 |
2 | PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) | Turun 18,75% | Rp 1.365 |
data: diolah penulis.
Penurunan harga saham juga sejalan dengan pendapatan dan laba ADRO yang kompak merosot sepanjang sembilan bulan 2023. Laba bersih sebesar US$ 1,21 miliar hingga September 2023, mengalami penurunan 36,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagai gambaran, jika dikonversi dalam kurs saat ini sebesar Rp 15.885 per dolar AS, keuntungan ADRO masih cukup jumbo, yakni setara Rp 19,36 triliun.
ADRO meraup pendapatan usaha sebesar US$ 4,98 miliar hingga September 2023. Merosot 15,73% dibandingkan pendapatan September 2022 sebesar US$ 5,91 miliar.
Begitupun dengan ADMR yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan per September 2023, tetapi laba bersih terkoreksi. ADMR membukukan pendapatan US$ 720,62 juta atau Rp 11,25 triliun per September 2023. Pendapatan ADMR naik 8,12% dari US$ 666,48 juta per September 2022.
Tetapi ADMR mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk US$ 250,50 juta atau Rp 3,91 triliun. Laba bersih tersebut turun 11,87% dari sebelumnya US$ 283,36 juta.