IPO Perdana di 2024, Harga Saham Asri Karya Sentuh Batas Bawah
PT Asri Karya Lestari Tbk dengan kode emiten ASLI resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui initial public offering (IPO) pada Jumat (5/1). ASLI merupakan perusahaan tercatat pertama di 2024 dan emiten ke-904 di BEI.
Pada debut perdananya, saham ASLI dibuka turun 3% ke level Rp 97 per lembar. Sedangkan pada pukul 09.05 WIB, saham ASLI terpantau menguat 2% ke level Rp 102 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 229,32 juta dengan nilai transaksinya Rp 23,66 miliar. Sementara frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 13.027 kali. Adapun kapitalisasi pasar Asri Karya Lestari tercatat senilai Rp 637,5 miliar.
Namun tak lama kemudian saham ASLI Langsung ambles, bahkan sempat sentuh auto reject bawah usai anjlok 29% ke Rp 71 per saham pada pukul 09.27 WIB.
Sebelumnya, ASLI menawarkan harga penawaran umum di harga batas bawah Rp 100 per lembar dari kisaran Rp 100-130. Emiten yang bergerak di bidang kontraktor umum ini akan menerbitkan 1,25 miliar saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, jumlah dana yang akan diraih ASLI dalam aksi korporasi ini maksimal adalah Rp 162,5 miliar.
Direktur Utama Asri Karya Lestari Sudjatmiko menjelaskan, langkah perseroan IPO ini merupakan bagian dari strategi demi meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola, hingga prinsip keterbukaan yang lebih baik sebagai perusahaan publik.
"Yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder kedepannya," kata Sudjatmiko dalam sambutannya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (5/1).
Selain itu, terkait rencana ekspansi Sudjatmiko mengatakan akan tancap gas menambah aset-aset dengan membidik beberapa proyek di 2024. Ia juga menyebut telah teken kontrak senilai Rp 30 miliar dalam konstruksi di Ibu Kota Nusantara (IKN), terutama jalan tol Balikpapan.
"Konstruksi IKN jangka pajangnya sampai lima tahun ke depan untuk membangun infrastruktur," kata Sudjatmiko.
Tak hanya di IKN, ia menyebut perusahaan juga memiliki proyek banyak strategis nasional. Adapun proyek-proyek tersebut bekerja sama dengan kementerian PUPR, perusahaan-perusahaan asing, WIKA, ADHI, Salim Grup, Sinarmas Grup.
Tahun ini proyek infrastruktur paling banyak di tol dan masih didominasi itu. Dengan demikian perseroan membidik nilai kontrak sekitar Rp 200 miliar di 2024.
Seluruh dana IPO akan digunakan oleh Asri Karya Lestari sebagai setoran modal pada anak usaha, yaitu PT Bumi Prima Konstruksi dan PT Manyar Perkasa Mandiri sebanyak 50,79%. Berikut rinciannya:
- 40% untuk pembelian Crawler Crane 250 ton sebanyak satu unit
- 21,10% untuk pembelian Rotary Drilling Rig sebanyak satu unit
- 16,67% untuk pembelian Mobile Crane 50 ton sebanyak satu unit
- 12% untuk pembelian Trailer 40 feet kapasitas 50 ton sebanyak tiga unit
- 5,56% untuk pembelian Dolly Trailer Truck kapasitas 80 ton sebanyak satu unit
- 4,67% untuk pembelian Foco Crane kapasitas 10 ton sebanyak satu unit
Selain itu, sekitar 43,75% akan digunakan oleh PT Manyar Perkasa Mandiri untuk pembangunan batching plant dan pembelian mesin. Dengan rincian, pembangunan batching plant yang akan dibangun di Lengkong, Subang diatas tanah milik PT Manyar Perkasa Mandi sebanyak sekitar 28,57%.
Kemudian, pembelian satu unit mesin fabrikasi bacthing plant yang akan dibeli dari pihak ketiga yaitu PT Alpindo Teknik Indonesia sekitar 71,43%. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan yaitu pembayaran material, perlengkapan proyek, gaji dan tunjangan karyawan dan biaya operasional.
Usai IPO, mulai tahun buku 31 Desember 2023 dan seterusnya, manajemen Asri Karya Lestari berencana membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 20% atas laba bersih tahun berjalan perseroan.
Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas perseroan, serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi ke depan.