Saham Termahal Milik Emiten Grup Sinar Mas DSSA Kembali Diperdagangkan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut penghentian sementara atau suspensi saham emiten grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk mulai perdagangan hari ini, Selasa (23/1).
“Suspensi atas perdagangan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 23 Januari 2024,” tulis Yulianto Aji, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI pada Selasa (23/1).
Adapun pada pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa (23/12) saham DSSA dibuka stagnan di level Rp 142.000 dengan kapitalisasi pasar Rp 109,42 triliun. Harga tersebut semakin mengokohkan saham ini sebagai saham dengan harga termahal di bursa domestik.
Saham emiten pertambangan batu bara ini sebelumnya juga mendapatkan peringatan unusual market activity (UMA) alias bergerak di luar kewajaran.
Sebelumnya saham DSSA melejit pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (19/1) dengan ditutup di Rp 142.000 atau naik 5,97%. Dalam satu minggu terakhir saham ini sudah naik 27,38%, dalam satu bulan terakhir meningkat 82,05%, dan dalam tiga bulan terakhir melambung 178,43%.
Bahkan saham DSSA pada perdagangan 19 Januari 2024 juga sempat menyentuh level tertingginya sepanjang masa di Rp 144.750 per lembar.
Sebagai informasi, saham ini pernah menyentuh level terendahnya pada 5 Juli 2021 di Rp 9.100 per lembar. Dari level terendahnya hingga per penutupan 19 Januari 2024, saham ini sudah terbang 1.460%.
DSSA memulai debut perdananya di bursa pada 10 Desember 2009 silam. Kala itu, perusahaan melepas 100 juta lembar sahamnya ke publik dengan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Rp 1.500 per unit. Sehingga, perusahaan meraup dana hasil IPO Rp 150 miliar.
Menilik data kepemilikan saham per 31 Desember 2023, pemegang saham DSSA terdiri dari PT Sinar Mas Tunggal sebagai pengendali dengan kepemilikan 461,55 juta saham atau 59,9%. Bila dirinci berdasarkan laporan tahunan DSSA, pemegang saham Sinar Mas Tunggal, yakni PT Sinar Mas 97,2%, Franky Oesman Widjaja 0,7%, Indra Widjaja 0,7%, Muktar Widjaja 0,7%, dan Lindasuryasari Wijaya Limantara 0,7%.
Adapun pemegang saham DSSA lainnya, yakni masyarakat dengan warkat 4,79% saham, masyarakat non warkat 15,31%, dan saham treasuri 20%. Di mana, jumlah pemegang saham sebanyak 800 per akhir Desember 2023, bertambah 10 dari posisi per 30 November 2023 yang berjumlah 790 pemegang saham.